Anggota DPR: Kasus COVID Naik di Malaysia-Hong Kong Harus Jadi Alarm RI

1 day ago 5

Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani Aher meminta pemerintah responsif dalam menghadapi potensi lonjakan kasus COVID-19 di kawasan Asia agar tidak meluas di Indonesia. Ia mengatakan pemerintah RI tak boleh lengah.

"Peningkatan kasus COVID-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Kita tidak boleh lengah," kata Netty kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

Ia menyebut tren kasus COVID-19 di Indonesia meningkat pada minggu ke-21 dari minggu sebelumnya dengan persentase 0 persen ke 5 persen. Netty mengapresiasi dikeluarkannya surat edaran oleh Kemenkes sebagai bentuk antisipasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Surat edaran tidak cukup jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu ada percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke level fasilitas kesehatan terdepan di lapangan," ujar Netty.

Netty menekankan pentingnya upaya komunikasi yang jelas dan terstruktur kepada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Namun ia juga mengimbau kepada publik untuk tetap waspada.

"Edukasi soal pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan masker bagi yang sakit, serta kesadaran untuk segera memeriksakan diri jika bergejala, harus terus digencarkan. Jangan sampai masyarakat justru abai karena merasa pandemi sudah usai," ungkap Netty.

Legislator PKS ini juga meminta adanya peningkatan pengawasan terhadap mobilitas warga. Salah satu yang perlu diantisipasi, katanya, yakni arus individu di pintu-pintu masuk ke Indonesia.

"Mobilitas warga dari satu tempat ke tempat lain, dari luar negeri ke Indonesia, itu menjadi salah satu pintu penularan COVID-19," jelas Legislator dari Dapil Jawa Barat VIII itu.

Lebih lanjut, ia mendorong agar sistem kesehatan nasional tetap disiagakan sepenuhnya guna menghadapi potensi gelombang baru COVID-19. Ia ingin pemerintah belajar dari penanggulangan COVID-19 sebelumnya.

"Pemerintah tetap harus menyiagakan sistem layanan kesehatan, termasuk ketersediaan fasilitas, tenaga medis, dan alat pelindung diri (APD), jika terjadi lonjakan kasus secara tiba-tiba," ujar Netty.

"Kita sudah belajar banyak selama pandemi kemarin. Jangan sampai kita mengulang ketidaksiapan hanya karena terlalu percaya diri melihat tren penurunan," sambungnya.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan situasi terkini kasus COVID-19 di Indonesia. Selama periode 25-31 Mei, terdapat penambahan 7 kasus COVID-19, menjadikan total kasus sebanyak 72 pasien sepanjang 2025.

"Pada 25-31 Mei, positivity rate sebesar 2,05 persen. Artinya, dari 100 orang yang diperiksa, terdapat 2 orang yang hasilnya positif COVID-19," terang Kemenkes dalam keterangan yang diterima detikHealth, Senin (2/6).

(dwr/jbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |