Jakarta -
Sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan yang menyalurkan MBG ke sekolah tersebut dihentikan sementara.
"Kami ditutup sementara sampai hasil Labkesda keluar. Kami juga tetap mengikuti SOP (standard operating procedure) keamanan pangan dari BGN," kata Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra, dilansir Antara, Selasa (4/11/2025).
Satria mengakui pihaknya melakukan uji organoleptik (pengecapan) sebelum MBG tersebut didistribusikan kepada para penerima manfaat. Ia mengaku tidak ada tanda-tanda rusak maupun bau saat MBG tersebut dicoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu pasti kami coba dulu. Bahkan pagi itu Pak Lurah juga datang dan ikut mencoba pudingnya. Saat kami coba, tidak ada bau aneh atau tanda-tanda rusak," kata Satria.
Terkait keracunan, Satria menduga ada sebagian adonan puding (salah satu item menu MBG) yang gosong saat proses pengolahan, sehingga memunculkan aroma berbeda pada beberapa kemasan. "Mungkin ada beberapa dari puding tersebut yang diolahnya itu lebih tepatnya gosong," ujar dia.
Satria mengatakan adanya sebagian puding yang gosong itu didukung adanya seorang siswa yang melapor tercium aroma tidak sedap dari puding yang dibagikan. "Ada satu anak yang bilang baunya kayak asap rokok. Tapi setelah saya cium, ternyata memang ada aroma gosong dari puding itu," kata dia.
Adapun puding adalah menu yang dipasok langsung oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bekerja sama dengan SPPG Meruya Selatan.
MBG Disetop 10 Hari
Sementara itu, pihak SDN Meruya Selatan 01 juga menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama 10 hari dengan alasan yang sama.
"Jadi, untuk sementara itu memang diberhentikan kurang lebih 10 hari," kata Wakil Kepala SDN Meruya Selatan 01, Nur Syamsiyah.
Akan tetapi, Nur belum bisa memastikan apakah 20 siswa yang mendapatkan perawatan medis itu mengalami keracunan MBG.
"Masih dalam proses penyelidikan. Jadi, sampai saat ini kita juga tidak bisa memvonis itu keracunan atau tidak, karena memang hasil belum kami terima," ujar Nur.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 29 November 2025, setelah para siswa menyantap MBG pada hari ketiga. Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
"Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskesmas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah, 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya tak parah," ujar Kepala SDN Meruya Selatan 01, Siti Sofyatun.
Kendati hasil resmi laboratorium belum keluar, Siti menduga item menu yang menyebabkan keracunan adalah mi atau puding.
Puluhan siswa tersebut kini dipastikan aman dan sudah kembali beraktivitas setelah mendapat perawatan. Mereka pun sudah kembali bersekolah keesokan harinya.
(mea/imk)


















































