Trump Umumkan Perundingan Nuklir dengan Iran di Depan Netanyahu

10 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah langkah diplomatik yang mengejutkan dunia internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Washington akan memulai pembicaraan langsung tingkat tinggi dengan Iran mengenai program nuklir negara tersebut.

Pengumuman itu disampaikan Trump saat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Oval Gedung Putih, Sabtu (5/4/2025) waktu setempat.

"Kami berurusan langsung dengan Iran, dan kami akan menggelar pertemuan besar pada hari Sabtu. Ini adalah pembicaraan langsung, bukan melalui perantara, dan dilakukan pada level yang hampir tertinggi," ujar Trump di hadapan wartawan setelah pertemuan yang awalnya direncanakan untuk membahas permintaan Israel agar dibebaskan dari tarif baru AS.

Trump menyampaikan optimismenya terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan, namun juga memberikan peringatan keras terhadap Teheran jika upaya diplomasi ini gagal.

"Saya pikir jika pembicaraan ini tidak berhasil, Iran akan berada dalam bahaya besar, dan saya benci mengatakannya, tapi memang begitu. Mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir," tegas Trump.

Pengumuman Trump ini datang hanya sehari setelah Iran secara terbuka menolak kemungkinan negosiasi langsung dengan AS terkait kesepakatan nuklir baru, menyebutnya sebagai "tidak berguna". Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) pada 2018 di masa kepresidenan pertamanya.

Sejak saat itu, spekulasi terus berkembang bahwa Israel, bahkan mungkin dengan bantuan AS, dapat mengambil tindakan militer terhadap fasilitas nuklir Iran jika tidak ada kesepakatan baru yang tercapai.

Sebagaimana dilansir Reuters, dalam kunjungan mendadaknya ke Gedung Putih, Netanyahu menjadi pemimpin asing pertama yang secara langsung melobi Trump untuk mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif AS yang baru saja diumumkan.

Trump, yang pekan lalu menerapkan tarif 17% terhadap barang impor dari Israel dalam rangka pengumuman "Hari Pembebasan", menolak memberikan pengecualian khusus bagi sekutu militer terbesarnya.

Netanyahu berusaha meyakinkan Trump dengan berjanji akan menghapus defisit perdagangan antara kedua negara dan membongkar "hambatan" perdagangan yang masih ada.

"Kami siap menjadi model bagi banyak negara lain dalam hal negosiasi tarif," ujar Netanyahu. Ia menambahkan bahwa Israel bahkan telah menghapus tarif terakhirnya terhadap impor dari AS sebagai bentuk komitmen.

Menurut kantor Perdana Menteri Israel, Netanyahu telah bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, serta utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, sejak tiba di Washington.

Masalah Gaza

Selain isu nuklir dan perdagangan, pertemuan dua pemimpin tersebut juga membahas situasi di Gaza, di mana gencatan senjata yang sebelumnya dijembatani oleh AS antara Israel dan Hamas, sekutu Iran, telah kembali runtuh.

Netanyahu menyatakan bahwa pembicaraan baru sedang dilakukan untuk membebaskan para sandera yang ditahan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023 lalu yang menjadi pemicu perang.

"Kami sedang mengupayakan kesepakatan baru yang kami harap akan berhasil, dan kami berkomitmen untuk membebaskan semua sandera," kata Netanyahu.

Trump juga mengulangi rencananya agar AS "mengendalikan" Jalur Gaza, menyebut wilayah tersebut sebagai "real estate yang sangat berharga". Gagasan ini pertama kali ia lontarkan saat Netanyahu berkunjung ke AS pada bulan Februari.

Kunjungan ini merupakan yang kedua bagi Netanyahu sejak Trump kembali ke tampuk kekuasaan, dan terjadi hanya beberapa hari setelah AS menerapkan kebijakan tarif global yang mengejutkan banyak negara sekutu, termasuk Israel.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Beri Iran Waktu 2 Bulan Capai Kesepakatan Nuklir Baru

Next Article Misi Perdamaian Trump di Timur Tengah, Antara Retorika dan Realita

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |