Begini Persiapan Transisi Energi PLN Sampai Pembangkit EBT Siap

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan upaya perusahaan untuk melakukan transisi energi dengan lancar hingga akhirnya proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) siap sepenuhnya untuk dijalankan.

EVP Strategic Risk Management Policy PLN Daniel K. Fernando Tampubolon mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan sumber energi dari gas terlebih dahulu sebelum sepenuhnya memanfaatkan energi baru terbarukan.

Hal itu dikarenakan gas merupakan salah satu sumber energi bersih. Meskipun termasuk energi fosil, namun gas menyumbang emisi karbon lebih rendah dibandingkan sumber energi fosil lainnya.

Ini juga sudah diakomodasi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Pada RUPTL terbaru ini, pemerintah menargetkan tambahan 10,3 Giga Watt (GW) pembangkit listrik berbasis gas akan dibangun sampai 2034 mendatang.

"Kendatipun kita ingin mengurangi exposure CO2 dari PLTU di sektor baseload-nya. Tapi kita harus switch dulu, smooth, clean before green, by using gas. Dan memang kalau kita bisa optimalkan gas sebagai salah satu sumber energi, unexploited energy ini kita bisa membangunkan," katanya dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

"Jadi, ini merupakan transisi yang baik untuk gendong dulu sampai nanti pada saatnya ini betul-betul kita mendorong highly atau massive penetration of EBT. Dan memang, by design, RUPTL kita sudah didesain dengan 75% dari EBT," tambahnya.

Seperti diketahui, di dalam RUPTL terbaru tersebut, rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 2034 ditargetkan mencapai 69,5 Giga Watt (GW). Dari total kapasitas tersebut, mayoritas tambahan pembangkit berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni mencapai 61% atau sekitar 42,6 GW, lalu 15% berasal dari sistem penyimpanan baterai (storage) yakni sebesar 10,3 GW, sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PLN Startup Day 2025, Sinergi & Inovasi di Era Transisi Energi

Next Article Sah! Bahlil Luncurkan Rencana Usaha Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |