Siaga Perang Gaza Jilid II Dimulai, Gencatan Senjata "OTW" Bubar

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan gencatan senjata tahap kedua di Gaza kembali buyar. Hamas menegaskan kesepakatan tak bisa dilanjutkan karena Israel disebut tetap melakukan "pelanggaran" di lapangan.

"Tidak ada fase kedua selama pendudukan terus melanggar perjanjian," tegas anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, pada Selasa waktu setempat, seperti dikutip AFP, Rabu (10/12/2025).

Ia meminta para mediator, yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) "menekan Israel agar menyelesaikan implementasi fase pertama". Jika tidak, Hamas mengatakan tak ada perjanjian baru.

Menurut Badran, Israel gagal memenuhi komitmen, termasuk membuka kembali perlintasan Rafah serta meningkatkan volume bantuan. Bahkan, pernyataan publik para pejabat Israel menunjukkan kurangnya komitmen terhadap perjanjian.

Perlu diketahui, gencatan senjata Gaza yang disponsori AS berjalan sejak 10 Oktober. Namun perjanjian damai sementara itu sangat rapuh di mana kedua pihak hampir tiap hari saling menuduh melanggar kesepakatan.

Salah satu sumber ketegangan berasal dari penarikan pasukan Israel di dalam Gaza. Panglima militer Israel Letjen Eyal Zamir sebelumnya menyebut posisi mundur pasukan sebagai "garis perbatasan baru".

Komentar ini langsung dikecam Hamas. Ini dianggap bukti Israel ingin mempertahankan pendudukan.

Sebenarnya, fase kedua gencatan senjata mencakup pelucutan senjata Hamas, penarikan bertahap pasukan Israel, hingga pengerahan pasukan stabilisasi internasional. Namun Israel menegaskan tahap tersebut tak akan dimulai sebelum jenazah sandera terakhir, Ran Gvili, dikembalikan.

Sejauh ini, Hamas telah membebaskan semua tawanan yang dijanjikan kecuali satu jenazah. Sebagai imbalannya, Israel telah melepaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dan memulangkan ratusan jenazah warga Palestina.

Di sisi lain, Hamas menyatakan siap menyerahkan persenjataan jika kelak berdiri negara Palestina dan pendudukan Israel berakhir. Namun tanpa kemajuan tahap pertama, seluruh paket kesepakatan kini terancam runtuh.

Serangan Hamas karena pendudukan Israel di Palestina pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.221 orang di Israel. Sementara balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 70.366 warga Gaza menurut data Kementerian Kesehatan, membuat PBB mengecapnya genosida.

Bahkan setelah gencatan senjata berjalan, 377 warga Palestina masih tewas akibat tembakan Israel. Sementara Israel melaporkan tiga tentaranya juga tewas.

(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |