PKS DKI Dorong JPO Flyover Kalibata Siang Dibuka-Malam Ditutup

4 hours ago 1

Jakarta -

Penutupan akses jalan ke jembatan penyeberangan orang (JPO) di kolong flyover Kalibata, Jakarta Selatan, dikeluhkan banyak warga. Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Taufik Zoelkifli mendorong agar JPO itu dibuka siang hari, dan ditutup malam hari.

Awalnya, Taufik membeberkan masalah yang membuat JPO itu akhirnya ditutup dengan pagar besi. Menurutnya, JPO itu memudahkan warga untuk menyeberangi Sungai Ciliwung, tapi sering menjadi tempat tawuran oleh sekelompok orang.

"Ini kan sebenarnya masalah berbeda, tawuran antara siapa dengan siapa itu harus diteliti," kata Taufik kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufik pun mendorong agar tokoh-tokoh masyarakat dari pihak yang kerap tawuran itu agar membuat kesepakatan damai. Menurutnya, lurah hingga camat harus turun tangan.

"Ya memang tidak mudah, pendekatan tuh dari lurah, dari camat, dari tokoh masyarakat kepada orang-orang bertawuran itu harus dilakukan. Jadi cara untuk menyetop tawuran bukan dengan menutup jalan," ucapnya.

Menurut Taufik, mencegah tawuran dengan cara menutup akses JPO kolong flyover Kalibata akan menimbulkan masalah lain seperti yang terjadi saat ini. Warga setempat, kata dia, akan kesulitan akses jalan.

"Jadi di sini kan sebenarnya sudah memang dipakai jalan itu untuk transportasi warga dari satu titik ke titik lainnya dan paling aman dan mungkin juga paling cepat. Nah kalau itu ditutup, maka kerugian lebih besar menimpa warga, ada yang harus manjat pager anak-anak sekolah, ada yang harus muter jauh. Nah ini jadi menimbulkan masalah lain," ujar Taufik.

Di samping menyelesaikan masalah tawuran dengan mendamaikan pihak-pihak yang terlibat, Taufik mendorong agar JPO itu dibuka ketika siang. Jika dirasa tidak aman ketika malam, maka tidak masalah JPO itu ditutup malam hari.

"Kalau pun itu harus ditutup, bisa pakai waktu kok. Misalnya kalau siang itu dibuka, kemudian kalau nanti sudah sore di mana orang tawuran biasanya malem, maka itu ditutup. Jadi bisa memakai cara seperti itu, supaya tidak terganggu orang-orang yang ingin melintas di sana," imbuhnya.

Seperti diketahui, penutupan akses JPO kolong flyover Kalibata dikeluhkan banyak warga. Siswa SD bahkan mengeluh akses jalan ke sekolahnya kini jadi sulit imbas penutupan itu.

Siswa itu adalah Muhammad Juna (12), siswa kelas 6 SDN Rawajati 05 Pagi, tiap harinya mengakses JPO itu untuk pergi pulang sekolah dari Cililitan-Rawajati. Sudah hampir sebulan ini Juna harus memanjat pagar agar bisa lewat.

"Iya jadi susah buat pulang pergi ke sekolah. Kadang kalau nggak diantar, pagi saya harus lewat sini. Kalau pulang pasti lewat sini," kata Muhammad Juna (12) saat bersua dengan detikcom di lokasi, Jumat (7/2).

Juna mengaku orang tuanya tahu mengenai kondisi akses JPO saat ini. Namun tak ada pilihan lain selain mengakses JPO dengan memanjat untuk menyeberangi Sungai Ciliwung.

"Kalau di sini harus manjat atau lewat samping. Ya bahaya juga sih. Orang tua tahu. Tapi ya mau gimana lagi, jalannya cuma ini," jelas dia.

Memanjat atau melewati pembatas samping JPO berisiko jatuh ke Sungai Ciliwung. Hal itu disadari Juna, namun dia juga menyebut risiko yang sama bila lewat flyover yang tak dilengkapi trotoar.

"Takut sih takut, cuma satu-satunya jalan ke rumah ya lewat sini. Kalau lewat atas susah jalannya, lebih ngeri (tabrak mobil-motor)," jelasnya.

Juna berharap JPO itu segera dibuka lagi. Menurutnya, JPO di kolong flyover itu banyak digunakan warga untuk beraktivitas.

"Harapan saya sih dibuka sepenuhnya saja. Kan buat jalan kita sekolah juga. Banyak yang pakai," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, akses JPO itu ditutup imbas banyaknya tawuran di kawasan itu. Namun JPO itu juga digunakan aktivitas warga sehari-hari.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |