Presiden Prabowo Subianto menyaksikan langsung 'gunungan' uang senilai Rp 13 triliun yang berhasil dikembalikan Kejaksaan Agung (Kejagung) kepada negara. Prabowo memberikan sejumlah pesan di depan gunungan yang tersebut.
Gunungan uang senilai Rp 13 triliun itu merupakan pengganti kerugian negara dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya periode 2021-2022. Tepatnya uang itu bernilai Rp 13.255.244.538.149
Penyerahan uang itu dilakukan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin ke Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di gedung utama Kejagung, Senin (20/10/2025). Uang tersebut merupakan kerugian negara dari tersangka korporasi Wilmar Group yakni PT Multimas Nabati Asahan, PT Multi Nabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampakan gunungan uang Rp 13 triliun (Foto: YouTube Setpres)
Prabowo mengucapkan terima kasih kepada jajaran Kejagung telah bekerja keras mengusut kasus ekspor bahan baku minyak goreng ini.
"Saudara-saudara, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua jajaran terutama Kejaksaan Agung yang telah dengan gigih bekerja keras untuk bertindak melawan korupsi manipulasi, penyelewengan," katanya saat memberikan sambutan.
Prabowo menyebut keberhasilan Kejagung menyita uang triliunan ke negara ini merupakan pertanda baik di momen setahun pemerintahannya. Ini menjadi bukti bahwa kejaksaan terus bekerja keras untuk menyelamatkan kekayaan negara.
"Kebetulan ini pas satu tahun, saya dilantik sebagai presiden. Jadi saya merasa ini istilahnya ini tanda-tanda baik di hari satu tahun, saya menyaksikan, kejaksaan sebagai bagian dari pemerintahan Indonesia, memperlihatkan dan membuktikan kepada rakyat, kerja keras, kerja yang gigih, kerja yang berani, sehingga bisa membantu negara menyelamatkan kekayaan," kata Prabowo.
Uang hasil sitaan ini, kata Prabowo, akan digunakan untuk membantu masyarakat. Seperti merenovasi ribuan sekolah.
"Rp 13 T ini kita bisa memperbaiki merenovasi 8.000 sekolah lebih," ujarnya.
Selain itu, Prabowo juga akan mengalokasikan untuk program lain yakni ke desa nelayan.
"Rencananya sampai akhir 2026, kita akan dirikan 1.100 desa nelayan. Tiap desa itu anggarannya Rp 22 miliar. Jadi Rp 13 triliun ini kita bisa membangun 600 kampung nelayan," lanjut Prabowo.
Prabowo menuturkan 1 kampung nelayan bisa diisi 2.000 keluarga. Jika ditotal dengan anak dan istri, satu kampung nelayan diisi 5.000 orang.
"Kalau dikali seribu (target kampung nelayan di 2026), itu 5 juta orang Indonesia bisa hidup layak," sambungnya.
Pesan Prabowo ke Kejaksaan
Dalam sambutannya, Prabowo juga memberikan pesan kepada insan Adhyaksa untuk tidak melakukan kriminalisasi apa pun motivasinya. Prabowo mengatakan institusi Kejagung termasuk lembaga yang juga harus mengoreksi diri.
"Kita tidak ingin-ingin mencari masalah, saya ingatkan terus Kejaksaan, Kepolisian, jangan kriminalisasi sesuatu yang tidak ada, untuk motivasi apa pun," kata Prabowo di gedung utama Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
"Ini saya ingatkan karena juga Kejaksaan termasuk lembaga yang harus koreksi diri juga," imbuhnya.
Prabowo mengaku mendapat laporan jaksa-jaksa di daerah soal ada yang melakukan praktik tidak benar. Prabowo memperingatkan jangan sampai jaksa bermain-main perkara apalagi terhadap rakyat kecil.
"Di antara jaksa-jaksa di daerah saya dapat laporan kita semua merasakan, ada juga yang melakukan praktik-praktik yang mungkin tidak benar atau kurang benar, jangan mencari-cari perkara, apalagi terhadap orang kecil. Orang kecil orang lemah itu hidupnya sudah sangat susah, jangan diperberat oleh mencari-cari hal yang tidak perlu dicari," ujarnya.
Prabowo lalu menceritakan kasus anak SD yang ditangkap karena maling ayam. Prabowo mengatakan penangkapan terhadap anak SD di bawah umur itu tidak masuk akal.
"Saya ingat beberapa saat yang lalu, saya ingat benar ada anak SD anak di bawah umur ditangkap karena mencuri ayam. Saya ingat benar. Ini tidak masuk di akal. Hakim, jaksa ada apa ngejar, Anda pasti ingat peristiwa itu," kata Prabowo.
"Ada lagi ibu-ibu ditangkap mencuri pohon, mungkin ingat juga peristiwa itu, ada apa? Penegak hukum harus punya hati," imbuhnya.
Prabowo memperingatkan aparat penegak hukum 'tidak tumpul ke atas tajam ke bawah' saat melakukan penegakan hukum. Kata Prabowo, rakyat kecil harus dibela dan dibantu.
"Jangan istilahnya tumpul ke atas tajam ke bawah itu zalim itu angkara murka, jahat. Orang kecil, orang lemah, harus dibela, harus dibantu. Kalau perlu si hakim, si jaksa, si polisi pakai uangnya sendiri, ganti uangnya, anaknya dibantu. Anak itu saya panggil ke Hambalang, saya kasih beasiswa," ujar Prabowo.
(eva/dek)