Jakarta -
Badan Narkotika Nasional (BNN) RI telah menggelar operasi penindakan narkoba di seluruh Indonesia selama tiga hari. Harapannya, hasil dari operasi tersebut bisa menjadi pintu masuk atau entry point rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat.
"Pelaksanaan operasi ini diharapkan dapat menjadi entry point untuk membuka jalan program rehabilitasi, pemberdayaan masyarakat," kata Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto, kepada wartawan saat konferensi pers di kantornya, Senin (10/11/2025).
"BNN Republik Indonesia bukan hanya fokus pada pemberantasan saja, namun juga berkomitmen memperkuat upaya rehabilitasi penyalahguna narkotika, pemberdayaan masyarakat dan pencegahan melalui edukasi bahaya narkotika dan pengembangan karakter serta moral masyarakat," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan pemberdayaan warga dan program rehabilitasi penting di wilayah yang menjadi zona rawan narkoba. Jadi program pencegahan berkelanjutan bisa dilakukan setelah operasi tuntas
"Dan tentunya program pencegahan yang berkelanjutan di kawasan rawan narkotika dari berbagai pihak secara kolaboratif dan terpadu," ungkapnya.
Menurutnya, negara harus hadir untuk menjaga dan melepaskan masyarakat dari pengaruh narkoba. Pendekatan komprehensif perlu dilakukan.
"Negara berkewajiban menciptakan kawasan pemukiman yang ramah bagi tumbuh kebanggaan nilai-nilai moralitas dalam kehidupan sosial masyarakat," jelasnya.
Suyudi menyebut tujuan operasi tersebut bukan hanya sebagai pemberantasan. Melainkan juga pemulihan terhadap korban penyalahgunaan narkoba.
"Operasi terbaru ini berhasil mengidentifikasi penyalahguna narkotika Sebanyak 390 orang dan mereka telah dilakukan asesmen, dan hasilnya 37 orang merupakan bandar yang perkaranya akan dilanjutkan," imbuhnya.
"Sedangkan kepada 359 lainnya direkomendasikan untuk menjalani rehabilitasi serta mengikuti program wajib lapor ke institusi penerima wajib lapor atau IPWl," tambah Suyudi.
(rdh/idn)


















































