Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan mobil yang berkantor pusat di Swedia, Volvo, memiliki bos baru. Para pemegang saham perusahaan yang tengah sekarat itu menunjuk kembali Hakan Samuelsson sebagai CEO.
Samuelsson bukan orang baru di Volvo. Merujuk catatan Reuters, ia telah memimpin Volvo selama satu dekade, yakni sejak 2012 hingga 2022. Selama menjabat sebagai bos Volvo, ia membantu merevitalisasi merek Volvo dan mengawasi penawaran umum perdana perusahaan pada 2021 di Bursa Efek Stockholm.
Berbeda dengan Jim Rowan, CEO Volvo sejak 2022 yang minim pengalaman di industri mobil, Samuelsson memimpin Volvo dengan pengalaman yang melimpah. Ia pernah membangun pabrik perakitan kendaraan roda empat di Carolina Selatan, AS, saat Donald Trump mendapatkan kekuasaan periode pertamanya sebagai Presiden AS.
Kini, Hakan Samuelsson kembali berhadapan dengan Trump, yang untuk kedua kalinya memegang posisi sebagai Presiden AS dengan julukan pemerintahannya Trump 2.0. Para pemegang saham Volvo percaya, Samuelsson dapat membangkitkan kembali perusahaan dari kubur di tengah beratnya iklim perdagangan karena perang tarif yang dipicu Trump.
Ketua dewan Volvo Cars, Eric Li, atau yang dikenal dengan panggilan Li Shufu, menganggap pengalaman Samuelsson sangat dibutuhkan perusahaan karena industri mobil memasuki fase bisnis yang lebih kompleks.
"Kami mengenal Håkan Samuelsson sebagai pemimpin yang sangat berpengetahuan dan berpengalaman dalam industri ini," kata Carina Silberg, kepala Tata Kelola dan ESG di Alecta, pemegang saham terbesar kelima di Volvo Cars, dilansir Reuters, Selasa (1/4/2025).
Meski begitu, tak semua orang optimistis, Samuelsson sendiri dapat kembali membuat Volvo berjaya. Salah satunya Sverre Linton, kepala bagian hukum Asosiasi Pemegang Saham Swedia, yang mewakili pemegang saham kecil di Volvo.
Foto: CEO Volvo Car Group Hakan Samuelsson berpose dengan penghargaan Mobil Tahun Ini di samping Volvo XC40 selama presentasi, menjelang Pameran Motor Internasional ke-88 di Palexpo di Jenewa, Swiss, 5 Maret 2018. (REUTERS/Denis Balibouse/Foto Arsip)
CEO Volvo Car Group Hakan Samuelsson berpose dengan penghargaan Mobil Tahun Ini di samping Volvo XC40 selama presentasi, menjelang Pameran Motor Internasional ke-88 di Palexpo di Jenewa, Swiss, 5 Maret 2018. (REUTERS/Denis Balibouse/Foto Arsip)
"Samuelsson bukanlah seorang penyihir, ia juga membutuhkan bantuan strategi yang solid, yang di dalamnya dewan direksi memainkan peran utama dalam menciptakan strategi tersebut," ujarnya.
Investor dan analis lain mengatakan dalam catatan riset dan wawancara dengan Reuters bahwa mereka terkejut dengan kabar penunjukkan kembali Samuelsson, tetapi mereka menyuarakan pandangan bahwa Volvo kembali ke akarnya.
"Bagi saya, ini agak tak terduga, harga sahamnya jelas berkinerja lebih buruk daripada industri otomotif, tetapi di sisi lain, secara operasional, perusahaan telah berkinerja lebih baik," kata analis Handelsbanken Hampus Engellau.
Sebagai informasi, Saham Volvo, yang turun hampir 70% sejak pencatatan grup pada 2021 silam, juga turun sedikit pada Senin, mencapai titik terendah baru sepanjang masa meskipun pergerakannya sejalan dengan pergerakan pasar saham di Stockholm, yang turun hampir 2%.
Li Shufu selaku Ketua dewan Volvo Cars juga telah mendapat tekanan dari investor dan akan menghadiri rapat pemegang saham tahunan Volvo untuk pertama kalinya akhir minggu ini.
Kelompok penasihat pemegang saham ISS dan Glass Lewis telah menyarankan agar ia tidak dipilih kembali sebagai ketua karena ia tidak menghadiri sebagian besar rapat dewan direksi produsen mobil Swedia tersebut selama tahun fiskal lalu.
Volvo adalah salah satu produsen mobil yang paling rentan terhadap tarif Trump karena meskipun memproduksi SUV EX90 di pabriknya di Charleston, Carolina Selatan, saat ini mereka juga mengimpor sebagian besar model hibrida dan listriknya dari Eropa.
Pada September, penerimaan kendaraan listrik yang lebih lambat dari perkiraan juga memaksa produsen mobil Swedia itu untuk mengabaikan targetnya untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik pada 2030. Bulan lalu, Rowan memperingatkan perusahaan mungkin kesulitan menyamai kinerja penjualan dan profitabilitas tahun 2024.
Meskipun Volvo telah membuat para analis terkesan dengan pertumbuhan penjualan dari tahun-tahun sebelumnya, penundaan pada model listrik utama, perang harga pada mobil listrik, dan lemahnya permintaan EV telah memberikan tekanan pada sahamnya, yang telah berkinerja buruk di pasar mobil Eropa.
Dengan berbagai kondisi itu, analis Handelsbanken Engellau mengatakan Samuelsson adalah taruhan yang aman. Samuelsson, 74 tahun, pun ditunjuk untuk masa jabatan dua tahun sementara perusahaan mencari pengganti untuk jangka panjang.
"Ini solusi sementara yang sangat bagus karena Hakan (Samuelsson) menjabat sebagai CEO selama 10 tahun," katanya. "Ia mengenal perusahaan dengan baik, ia mengenal banyak orang."
(wur)
Saksikan video di bawah ini: