Jakarta -
Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara mengaku belum mau meminta tambahan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Iftitah ingin memperbaiki mindset pegawai transmigrasi lebih dulu.
"Masih ingat ya, dulu Bapak Presiden pernah menyampaikan tiga opsi. Beliau men-support yang Rp 2,55 triliun, yang terbesar. Saya ditantang oleh Bapak Presiden, kamu nggak kurang itu Rp 2,55 triliun. Saya sampaikan, Pak, kami tuh harus perbaiki dulu mindset apa namanya, pegawai Kementerian Transmigrasi," kata M. Iftitah Sulaiman Suryanagara di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (18/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iftitah mengatakan Presiden Prabowo Subianto memiliki program efisiensi dan cegah kebocoran anggaran. Dia mengaku tak ingin memberatkan negara dengan meminta tambahan anggaran.
"Kan Bapak (Prabowo) punya program efisiensi dan cegah kebocoran anggaran. Maka, saya lihat posturnya tahun ini, kenapa kita kembalikan Rp 777 miliar, karena kita tidak ingin ada kebocoran anggaran. Ada penyerapan anggaran yang sangat minimal," kata Iftitah.
"Oleh karena itu, saya belum berpikir soal menambah anggaran dari APBN. Saya tidak ingin memberatkan negara. Justru kami dari Kementerian Transmigrasi ingin mendapatkan sumber-sumber pendanaan dari luar," tambahnya.
Dia berharap tak lagi meminta tambahan anggaran ke Presiden. Dia mengatakan Kementerian Transmigrasi ingin fokus mendatangkan investor lebih banyak.
"Jadi, saya sih berharap, saya nggak mau lagi minta uang banyak sama Pak Presiden. Kalau given dari Bapak Presiden, ya kami terima. Kalau given. Tapi kalau meminta, saya belum berpikir itu. Sekarang kita fokusnya bagaimana mendatangkan investor lebih banyak. Karena kami ingin dana dari APBN itu sifatnya stimulus," ujarnya.
Selain itu, Iftitah mengatakan pihaknya juga serius mengusulkan Revisi UU Transmigrasi. Dia mengaku sudah mengkomunikasikan hal itu dengan Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri Hukum, saya sampaikan, Pak, kami mau Revisi Undang-Undang Transmigrasi. Beliau mengatakan, silakan dimasukkan, beliau akan prioritaskan, mudah-mudahan di akhir Desember, kita bisa masukkan dalam prolegnas ini. Apakah serius? Sangat serius," ujarnya.
Dia mengaku ingin fokus melakukan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Dia ingin melibatkan para transmigran dan masyarakat lokal Sebagai tuan rumah pembangunan.
"Kenapa (serius dengan RUU Transmigrasi)? Kami mulai dari berpikir begini, kita harus lebih fokus lagi kepada bagaimana melakukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan para transmigran dan masyarakat lokal itu sebagai tuan rumah pembangunan di negerinya sendiri. Program transmigrasi itu sangat mungkin mendesain itu," ujarnya.
(mib/dek)