Kemensos Santuni Korban Unjuk Rasa Tigaraksa, Komitmen Dampingi Keluarga

2 hours ago 2

Jakarta -

Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono menyerahkan santunan senilai Rp 15 juta kepada keluarga mendiang Andika Lutfi Falah (16), korban unjuk rasa di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Andika merupakan anak kedua dari pasangan Abdul Gofur, penjual kopi keliling, dan Sofia, ibu rumah tangga. Ia wafat setelah mendapat perawatan intensif di RS Dr. Mintohardjo akibat luka benda tumpul yang dialaminya saat mengikuti aksi.

Selain santunan, Kemensos juga menyalurkan bantuan sembako senilai Rp 500.000 berupa 10 kg beras, 2 liter minyak goreng, 2 kaleng sarden besar, 2 krat telur, 2 kaleng kornet, 1 kg gula pasir, 1 kotak teh, 1 bungkus kopi, 1 bungkus kecap, dan 10 bungkus mie instan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan duka cita mendalam dan menegaskan komitmen pemerintah untuk hadir membantu masyarakat yang mengalami musibah.

"Arahan presiden jelas, santunan harus diberikan tanpa menunda. Pemerintah tidak boleh menunggu laporan dulu, tetapi harus mengambil inisiatif. Kita turut berduka cita dan mendoakan agar keluarga tetap kuat dan tabah," ujar Agus Jabo dalam keterangan tertulis, Rabu (17/9/2025).

Ia menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang untuk mendampingi keluarga serta menyalurkan bantuan lanjutan sesuai kebutuhan.

"Kita tidak bisa menduga kejadian-kejadian yang datang begitu cepat. Karena itu sinergi antar-pemerintah menjadi penting agar keluarga terdampak tidak merasa sendirian," sambungnya.

Sementara itu, Camat Tigaraksa, Cucu Abdurrosyied, menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Sosial yang hadir langsung mendampingi warga kami yang tengah berduka. Bupati juga akan mencarikan lokasi berjualan kopi bagi ayah almarhum untuk menunjang keberlangsungan hidup keluarga," ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid yang menyebut pihaknya akan menyiapkan lokasi permanen bagi Abdul Gofur agar bisa berjualan kopi dengan lebih layak dan berkesinambungan.

Adapun Paman korban, Rofiq, menceritakan bahwa sejak Kamis, 28 Agustus, Andika tidak kembali ke rumah. Pencarian ke sejumlah rumah sakit rujukan korban unjuk rasa tidak membuahkan hasil hingga akhirnya seorang pedagang asongan memberi informasi bahwa Andika dirawat dalam kondisi kritis di ICU RS Mintohardjo, sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Lebih lanjut, ibu korban, Sofia, berharap kakak almarhum, Andrean, dapat melanjutkan kuliah dengan dukungan beasiswa.

"Andrean satu-satunya harapan kami. Kami ingin ia bisa meneruskan kuliah agar masa depannya lebih baik," tuturnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Agus Jabo berkoordinasi dengan lurah, camat, dan Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) agar Andrean bisa mendapatkan beasiswa. Pemerintah Kecamatan Tigaraksa juga membuka program 'Satu Desa Satu Sarjana' agar Andrean bisa melanjutkan pendidikan tinggi dengan lebih terjamin.

(prf/ega)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |