Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa mengalami perlambatan laju inflasi pada Maret 2025. Hal itu disebabkan oleh pelonggaran tarif energi dan harga di sektor jasa.
Berdasarkan data Eurostat, inflasi di zona Eropa mencapai 2,2% pada Maret, turun dari 2,3% pada Februari. Angka inflasi tersebut pun mendekati target dua persen Bank Sentral Eropa (ECB).
Inflasi telah mereda sejak mencapai puncaknya pada Oktober 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina. Peristiwa itu menyebabkan harga energi melonjak.
Bank Sentral Eropa telah beralih dari tren menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi, menjadi menurunkannya untuk meningkatkan ekonomi Zona Euro yang sedang terpuruk.
Bulan lalu, bank tersebut menurunkan suku bunga simpanan acuannya sebesar seperempat poin persentase menjadi 2,5%. Meskipun turun, pimpinan ECB Christine Lagarde memperingatkan risiko dari ancaman tarif Amerika Serikat dan rencana pengeluaran besar-besaran Jerman.
Analis di kelompok riset investasi Capital Economics mengatakan penurunan inflasi pada Maret, "memperkuat alasan bagi ECB untuk memangkas suku bunga pada pertemuan tanggal 17 April", mengutip AFP pada Selasa (2/4/2025).
Pada Maret inflasi harga jasa mereda menjadi 3,7% dari 3,7% pada bulan Februari, kata Eurostat. Pada energi, angkanya negatif 0,7%, dari 0,2% pada bulan sebelumnya. Namun, inflasi harga pangan sedikit meningkat.
Ukuran utama inflasi yang mendasarinya, tidak termasuk pengaruh harga energi dan pangan yang tidak stabil, juga mereda, dari 2,6 menjadi 2,4%.
Namun, para ekonom memperingatkan pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif perdagangan yang besar-besaran pada negara lain berisiko menaikkan inflasi lagi dan mengekang pertumbuhan.
Trump dijadwalkan untuk mengungkap gelombang tarif terbarunya pada hari Rabu ini.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini: