Ibas: Maulid Nabi Inspirasi Peradaban Akhlak dan Persatuan

4 hours ago 2

Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dimaknai sebagai momentum membangun peradaban berbasis akhlak, persatuan, dan kemajuan.

Ibas mengajak seluruh elemen masyarakat meneladani Rasulullah SAW sebagai teladan utama dalam membentuk bangsa yang berkeadaban dan berkepribadian luhur.

"Maulid Nabi sebagai inspirasi peradaban akhlak, persatuan, dan kemajuan adalah ajakan untuk kembali ke jati diri bangsa: berakhlak, bersatu, dan maju bersama," ujar Ibas dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan tersebut disampaikan Ibas dalam kegiatan yang bertajuk 'Maulid Nabi Sebagai Inspirasi Peradaban Akhlak, Persatuan & Kemajuan' yang digelar di Jakarta bersama para ulama, pengasuh pondok pesantren, santri, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah.

Lebih lanjut, Ibas mengutip firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 21 yang menegaskan bahwa pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi umat manusia:

"Laqad kāna lakum fī Rasūlillāhi uswatun ḥasanah"

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu," (QS. Al-Ahzab: 21)

Ibas juga menyinggung kondisi dunia yang penuh gejolak konflik. Ia menggambarkan bagaimana berbagai belahan bumi tengah dirundung luka akibat perang, konflik, dan kekerasan yang terus terjadi.

"Dunia hari ini sedang luka. Dari Gaza sampai Sudan, dari Ukraina sampai Myanmar, dari Perancis sampai Nepal. Peperangan, konflik, kekerasan, dan kebencian menyebar, sementara kasih sayang dan akhlak ditinggalkan. Naudzubillah min dzalik," ungkapnya.

Ia mengingatkan demokrasi tanpa akhlak hanya akan melahirkan keributan, bukan kebaikan. Menurutnya, keteladanan Rasulullah harus menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat.

"Rasulullah membangun Madinah bukan dengan kekuasaan, tapi dengan keteladanan," tegasnya.

Lebih lanjut, Ibas menyerukan revolusi akhlak di seluruh lini kehidupan, mulai dari ruang kelas hingga ruang kekuasaan, dari pasar umum hingga gedung parlemen. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling menopang dan bersatu.

"Kita akan bisa lebih maju jika bersatu. Ulama, umara, santri, rakyat-semua saling topang, saling doa, dan saling jaga," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ibas juga memaparkan sejumlah program yang ia kawal, di antaranya Beasiswa Santri (PIP), digitalisasi pesantren, dan penguatan kurikulum diniyah dan vokasi.

Ia juga turut mendorong pembentukan Kementerian Haji dan Umrah, serta program makan bergizi gratis untuk anak sekolah dan santri. Ibas juga menegaskan komitmennya memperjuangkan tunjangan dan sertifikasi bagi guru ngaji, guru madrasah, serta guru pesantren, termasuk melalui program P3K dan pengangkatan guru honorer.

"Karena kami percaya, guru adalah pahlawan peradaban," tegasnya.

Menutup sambutannya, Ibas menyerukan pentingnya sinergi menuju Indonesia Emas 2045.

"Kalau kita kompak dan serius bangun bersama, maka tiga fondasi Indonesia Emas 2045 harus kita kawal, yakni demokrasi yang berakhlak, aspirasi yang menyatukan bukan memecah serta nilai kebangsaan yang ditanam sejak dini,"

Ia mengutip hadis sebagai penutup:

"Khairun naas anfa'uhum linnaas"

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad, Thabrani, Daruquthni).

"Mari kita satukan langkah, jaga ukhuwah, dan perkuat persaudaraan kebangsaan," jelas Ibas.

Sementara itu, Pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, turut menanggapi sambutan Ibas dengan menekankan pentingnya keteladanan, kepercayaan, kebersamaan, dan barokah dalam membangun peradaban.

"Semua yang disampaikan Mas Ibas tidak ada yang salah. Tinggal kita pastikan kolaborasi bersama dengan kompak untuk akhlak yang lebih baik," ujarnya.

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Nanang Samodra menyoroti implementasi UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang masih minim tindak lanjut dari pemerintah daerah. Ia juga mengingatkan tantangan era digital terhadap pembinaan karakter santri serta pentingnya keterlibatan orang tua dan guru.

"Pesantren harus didukung, baik dari sisi pendanaan maupun pembinaan karakter di era digital," jelasnya.

Dalam agenda tersebut, Ibas hadir bersama anggota Komisi VIII Fraksi Partai Demokrat, yaitu Dr. H. Achmad, M.Si, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc, dan Drs. H. Zulfikar Achmad.

Turut hadir dalam agenda tersebut sejumlah pimpinan pondok pesantren dari berbagai daerah, antara lain Pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo, KH. Hasan Abdullah Sahal, H. Saroni, Lc dari Pesantren Modern Arrisalah Ponorogo, dan Pimpinan Pesantren Al Fattah Kikil Arjosari Pacitan H. Hammam Fathulloh HB, SE., M.Pd.

(akd/akd)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |