Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kelapa parut di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, melonjak tajam hingga mencapai Rp25.000 per butir. Kenaikan ini membuat banyak pembeli, terutama ibu rumah tangga dan pemilik warung makan kelimpungan.
Selain harus mengeluarkan biaya lebih besar, mereka juga terpaksa memutar strategi agar pengeluaran dapur tetap aman.
Yeti, seorang pemilik warung makan, mengaku langsung merasakan dampaknya. Ia biasa mengalokasikan dana sekitar Rp100.000 untuk membeli kelapa segar. Namun kini, jumlah yang sama hanya cukup untuk membeli separuhnya.
"Biasanya saya (alokasin dana) beli kelapa (bulat/parut) Rp100.000-an bisa dapat 7 butir. Sekarang harus Rp175.000-Rp200.000. Itu uang harusnya bisa buat beli bumbu-bumbu. Malah cuma buat kebeli kelapa," keluh Yeti saat ditemui di Pasar Rumput, Kamis (17/4/2025).
Foto: Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Tak ingin rasa masakan berubah, Yeti pun mengaku tetap membeli kelapa segar meski mahal. Namun ia harus memutar otak agar biaya operasional warung tidak membengkak.
"Pusing juga saya akhirnya ngotak-ngatik mana yang harus dikeluarin, buat gantiin porsi si kelapa ini," katanya.
Sementara itu, Sukma, seorang ibu rumah tangga yang mengaku tak kalah terkejut saat mengetahui harga kelapa melonjak dua kali lipat dibanding beberapa bulan lalu. Padahal, sebelumnya ia mengira membeli kelapa bulat akan jauh lebih hemat dibanding santan instan.
"Terakhir saya beli itu masih Rp13.000 (per butir). Kaget saya tiba-tiba sudah Rp25.000 per butir. Saya pikir tadinya mending beli kelapa bulat langsung saja, karena harga santan yang kemasan itu juga sudah naik dua kali lipat. Biasanya beli santan yang bungkusnya bentuk segitiga itu cuma Rp3.000, sekarang Rp6.000," ujarnya.
Sukma juga menyayangkan belum adanya langkah nyata dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini. "Saya nonton atau baca berita, pemerintah belum ada tuh ngurusin kelapa. Gimana sih? Orang udah mahal, ini ibu-ibu menjerit, saya menjerit," katanya dengan nada kesal.
Fenomena naiknya harga kelapa parut ini tidak hanya membebani usaha kecil seperti warung makan, tetapi juga mengganggu kebutuhan pokok rumah tangga. Para konsumen pun berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengendalikan harga dan menjaga pasokan kelapa di pasar domestik, terutama di tengah tingginya permintaan dan maraknya ekspor ke luar negeri.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: China Balas Dendam ke AS, Sektor Jasa Jadi Target
Next Article Harga Kelapa Hari ini Rp18.000/ Kg, Benaran Makin Langka?