Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa jenis mobil bisa mengalami depresiasi harga yang cukup dalam, bahkan bisa sampai 75%. Penurunan harga tersebut terjadi karena banyak faktor, seperti permintaan lesu, kondisi ekonomi, dan usia mobil.
Dilansir detikoto, ada sebuah studi dari iSeecars, yang menganalisis penurunan harga lebih dari 800.000 mobil bekas berusia 5 tahun. Dari studi ratusan ribu mobil yang terjual dari Maret 2024 hingga Februari 2025 itu terkuak kenyataan bahwa yang mengalami penyusutan harga lebih tinggi adalah mobil listrik, sementara model hybrid bisa bertahan lebih baik.
Kendaraan listrik kini kehilangan 58,8% dari nilainya setelah pemakaian 5 tahun, sementara hybrid kehilangan sekitar 40% dari nilai kendaraan baru.
"Perbedaan antara membeli kendaraan hybrid versus kendaraan listrik bisa puluhan ribu dolar dalam nilai yang hilang," kata Analis Eksekutif iSeeCars Karl Brauer.
Berdasarkan pabrikannya, Jaguar I-Pace memimpin penurunan harga. Crossover listrik itu kehilangan 72,2% nilainya setelah lima tahun, setara US$ 51.953 atau sekitar Rp 861 jutaan.
Di belakangnya, BMW Seri 7 ini kehilangan 67,1% dari nilainya. Dalam laporan tersebut setara 65.249 US$ atau mencapai Rp 1,08 miliaran.
Berikutnya adalah Tesla Model S (65,2%), Infiniti QX80 (65,0%), dan Maserati Ghibli (64,7%), Tesla Model X (63,4%), Cadillac Escalade ESV (62,9%), dan Mercedes S-Class (60,7%).
Mobil sport memiliki depresiasi terendah setelah lima tahun. Porsche mendapat kemenangan sebagai kendaraan dengan penurunan harga terendah, karena tipe 911 hanya terdepresiasi 19,5%, diikuti oleh 718 Cayman dengan 21,8%, dengan periode analisis yang serupa mobil mewah dan EV yang harganya anjlok.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ini Alasan Mobil Listrik Bekas Anjlok di Pasaran
Next Article Video : Mobil Listrik Masih Dapat 'Karpet Merah' Tahun Depan