Gedung Putih Klaim Surat untuk Harvard Tanpa Izin dari Trump

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Gedung Putih mengklaim surat pemerintahan Presiden AS Donald Trump ke Universitas Harvard tertanggal 11 April 2025 adalah sebuah kekeliruan.

Surat itu, sebagaimana diketahui, berisi tuntutan Gedung Putih terhadap Harvard seperti untuk menghapus prinsip-prinsip keberagaman, kesetaraan, dan inklusi atau Diversity, Equity, and Inclusion (DEI).

Dilansir CNBC International, surat yang juga berisi tuntutan pemerintah supaya kampus itu menyaring mahasiswa internasional berdasarkan kekhawatiran ideologis dikirim tanpa izin administrasi Trump.

Dua orang di Gedung Putih yang mengetahui kabar tersebut, namun enggan menyebutkan namanya dan mengabarkan ke New York Times bahwa isi surat itu asli, tetapi telah disalahgunakan dengan dikirim ke Harvard secara ilegal.

"Ada berbagai laporan berbeda di dalam pemerintahan tentang bagaimana surat itu disalahgunakan," menurut Times, dikutip Minggu (20/4/2025).

Namun, seorang juru bicara Harvard mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNBC Internasional bahwa "surat yang diterima Harvard pada Jumat, 11 April, ditandatangani oleh tiga pejabat federal, diletakkan di atas kop surat resmi, dikirim dari kotak masuk email seorang pejabat senior federal, dan dikirim pada 11 April."

Surat tersebut ditandatangani oleh Josh Gruenbaum, komisaris Administrasi Layanan Umum, Sean R. Kevney, penjabat penasihat umum Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dan Thomas E. Wheeler, penjabat penasihat umum Departemen Pendidikan.

"Jangan meragukan keaslian atau keseriusan isinya," kata juru bicara Harvard yang tidak disebutkan secara detail identitasnya.

"Namun, meskipun surat itu merupakan suatu kesalahan, tindakan yang diambil pemerintah minggu ini memiliki konsekuensi nyata terhadap para mahasiswa, karyawan, dan reputasi pendidikan tinggi Amerika di dunia," ujar juru bicara itu.

Gedung Putih belum menanggapi permintaan CNBC untuk mengomentari laporan New York Times.

Surat tertanggal 11 April itu sebelumnya telah memicu perseteruan publik. Harvard secara tegas pada Senin lalu menolak tuntutan Gedung Putih yang tertuang dalam surat itu meski membahayakan pendanaan dari pemerintah pusat hampir US$ 9 miliar untuk kampus itu.

Gedung Putih dengan cepat menanggapi respons Universitas Harvard itu dengan mengatakan akan membekukan sekitar US$ 2,2 miliar dalam bentuk hibah untuk universitas.

Menurut New York Times, surat tertanggal 11 April itu muncul saat para ahli hukum atau pengacara di Universitas Harvard sedang berdialog dengan Gedung Putih tentang cara sekolah itu menangani antisemitisme dan isu-isu lainnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Bekukan Dana Hibah Harvard Senilai 2,2 Miliar Dolar

Next Article Kebijakan Trump Kembali 'Makan Korban' Baru: Universitas Harvard

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |