Fakta-fakta Bareskrim Kembali Tangkap Pelaku Deepfake Catut Prabowo

5 hours ago 3
Jakarta -

Kejahatan siber dalam bentuk penipuan, dengan memanfaatkan teknologi artificial intelegent atau AI, modus video deepfake catut nama Presiden Prabowo Subianto memasuki babak baru. Polri menangkap satu lagi tersangka di Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Tersangka baru itu berinisial JS. Usianya 25 tahun.

"Pada tanggal 4 Februari 2025, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil mengamankan tersangka berinisial JS, 25 tahun," terang Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Adji dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Kamis (23/1), Dittipidsiber Bareskrim Polri menggelar konferensi pers penangkapan tersangka kasus yang sama. Tersangka berinisial AMA, berusia 29 tahun, yang juga warga Lampung.

AMA ditangkap pada 16 Januari 2025. Modus operandinya adalah video deepfake yang mencatut Presiden Prabowo itu memberi penawaran bantuan pemerintah. Namun agar bantuan itu cair maka si pemerisa video harus mengirim sejumlah uang.

Penangkapan JS ini merupakan pengembangan dari kasus sebelumnya. Berikut fakta-fakta perkembangan terbaru kasus deepfake catut Presiden Prabowo:

Tersangka Baru Merupakan Buruh Harian Lepas

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan (kemeja putih/tengah). Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan (kemeja putih/tengah). (Kurniawan Fadilah/detikcom)

JS, tersangka baru kasus deepfake Prabowo sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas. Brigjen Himawan Bayu Aji awalnya menjelaskan deepfake yang dimaksud ialah menggunakan wajah ataupun suara orang lain. Untuk diketahui, sosok Menkeu Sri Mulyani juga menjadi objek deepfake.

"Mengunggah dan menyebarluaskan video di platform media sosial Instagram memanfaatkan teknologi deepfake menggunakan foto dan suara menyerupai bapak Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani," ujar Himawan.

Himawan menjelaskan Laboratorium Forensik Digital Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri melakukan analisis demi analisis untuk membuktikan secara ilmiah kejahatan deepfake yang dilakukan AMA dan JS. Pertama dilakukan dengan menggunakan software face detection.

"Bahwa hasil analisa dengan menggunakan software video forensik metode deepfake face detection, pada video tersebut terdapat adanya deepfake face dengan nilai hampir 100 persen fake," kata Himawan.

Kemudian analisis juga dilakukan menggunakan Generative Adversarial Neural Network (GANN). Himawan mengungkapkan hasilnya ditemukan proses editing dengan menggabungkan video-video menjadi satu frame.

"Dan dengan menggunakan analisa deepfake detection face GANN, deepfake didapat nilai GANN Generative Adversarial Neural Network dengan score gun 1.00. Dari hasil analisa error level analysis, terdapat adanya penggabungan frame berupa tulisan dan gambar yang dijadikan satu dalam satu video yang menandakan adanya proses editing," ungkap Himawan.

Peran Tersangka

Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri India Pabitra Margherita (kedua kanan) menyaksikan tarian setibanya di Air Force Station Palam, New Delhi, India, Kamis (23/1/2025). Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India itu untuk melakukan pertemuan bilateral dan menghadiri perayaan ke-76 Hari Republik India. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym. Presiden Prabowo. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Himawan menuturkan JS mengunduh video dari akun orang lain dengan kata kunci 'Prabowo give away'. Dia lalu mengunggahnya ke akun IG Indoberbagi.

Akun IG Indoberbagi adalah akun yang dikelola JS. Akun tersebut memiliki 9.399 pengikut.

Himawan menyebut JS menyertakan nomor WA-nya. Dia mengatakan JS melakukan penipuan kepada orang-orang yang menghubunginya lewat WA setelah menonton video itu.

"Korban diminta mentransfer sejumlah uang untuk biaya administrasi," ujarnya.

Dia mengatakan korban dijanjikan akan diberi uang bantuan yang sebenarnya tidak pernah ada.

Korban Terbanyak dari Jatim, Jateng dan Papua

Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji (Rumondang/detikcom) Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji. (Rumondang/detikcom)

Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan penyidik, JS telah beraksi sejak 2024. Dia telah menipu 100 orang.

"Berdasarkan barang bukti yang ditemukan, sejak bulan Desember (2024)," sebut Himawan.

Keuntungan dari menipu 100 orang itu jika diakumulasi sebesar Rp 65 juta. Himawan mengatakan 100 korban JS tersebar di 20 provinsi.

"Tersangka telah meraup keuntungan kurang lebih Rp 65 juta. Korbannya kurang lebih 100 orang berasal dari 20 provinsi," papar Himawan.

Korban terbanyak berasal dari tiga provinsi. "Jawa Timur, Jawa Tengah dan Papua," imbuh dia.

Tersangka Alumnus SMK Teknik Komputer Jaringan

Ilustrasi AI Ilustrasi AI. (Shutterstock)

Polri mengungkap latar belakang pendidikan JS. Yakni lulusan SMK dengan jurusan teknik komputer jaringan.

"Memang kalo kita melihat pekerjaan dari tersangka ini adalah buruh, tetapi background-nya adalah dia sekolah SMK terkait dengan (jurusan) Teknik Komputer Jaringan. Jadi ada sedikit background terkait jaringan atau tidak lepas dari teknologi informasi," terang Himawan.

Polisi pun masih mendalami motif selain ekonomi. Himawan tak menutup kemungkinan ada motif lain di balik kejahatan JS dan AMA, semisal salah satunya terkait politik

"Motifnya ekonomi, sementara begitu. Apakah memungkinkan selain daripada motif itu? Karena deepfake ini memiliki jangkauan yang luas, kemudian bisa digunakan untuk kegiatan aktifitas sosial, atau budaya atau politik, maka itu memungkinkan," ujar Himawan.

Himawan juga menyampaikan pihaknya tidak berhenti melakukan patroli siber. Menurutnya, upaya patroli ini bisa mengungkapkan jika ada motif lain yang dimiliki oleh pelaku dalam membuat video pemalsuan terhadap Presiden Prabowo tersebut.

(aud/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |