Fadli Zon Dukung Produksi Film Helena Angkat Budaya Papua Barat Daya

12 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia Fadli Zon mendukung rencana produksi film Helena. Dukungan itu diberikan karena film tersebut mengangkat tema budaya dan pariwisata Papua Barat Daya.

Dia pun bakal terus mendorong afirmasi kebudayaan di wilayah timur Indonesia, termasuk melalui pemanfaatan Dana Indonesiana. Hal tersebut diungkapkan oleh Fadli Zon saat menerima audiensi Ketua DPD Partai Gerindra Papua Barat Daya Oktasari Sabil bersama sineas nasional Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen di kantor Kementerian Kebudayaan.

"Kami tentu mendukung film ini. Dana Indonesiana bisa dimanfaatkan untuk kegiatan riset, penulisan skenario, hingga produksi film dokumenter sebagai bentuk alih wahana dari karya sastra ke media film," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Rabu (9/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan dukungan tersebut sebagai upaya untuk mempromosikan budaya dan pariwisata di Papua Barat Daya. Lewat film itu diharapkan budaya Papua Barat Daya bisa lebih dikenal oleh banyak orang.

"Tentu kami sangat mendukung produksi film Helena ini sebagai upaya kita bersama dalam memperkenalkan budaya yang ada di tanah Papua, khususnya Provinsi Papua Barat Daya. Kita juga ingin memberikan afirmasi kepada daerah timur dengan berbagai program pemerintah, salah satunya program Dana Indonesiana," ujar Fadli.

Fadli Zon juga menambahkan harapannya terhadap komunitas-komunitas budaya yang ada di Papua agar dapat mengakses Dana Indonesiana secara menyeluruh guna mendorong berbagai aktivasi budaya daerah Papua dan sekitarnya.

Dia pun menyampaikan dukungannya terhadap produksi film Helena guna memperkenalkan kekayaan budaya dan pariwisata di Papua Barat Daya. Serta menyampaikan harapannya untuk dapat berkunjung ke provinsi tersebut guna melihat secara langsung potensi budaya dan berbagai situs sejarah penting yang dapat diangkat sebagai warisan budaya nasional.

"Melalui audiensi ini diharapkan menjadi peluang kolaborasi dalam menjadikan film Helena sebagai jendela promosi budaya dan pariwisata provinsi Papua Barat Daya ke tingkat nasional, sekaligus memperkuat narasi Papua sebagai wilayah yang kaya, kuat, dan berdaya," jelasnya.

Sementara itu, Oktasari Sabil menyampaikan bahwa Papua Barat Daya memiliki potensi besar di bidang kebudayaan dan pariwisata yang selama ini belum banyak terangkat dalam media nasional. Rencana produksi film Helena diharapkan menjadi momentum untuk memperkenalkan wilayah seperti Raja Ampat, Sorong, Maybrat, Tambrauw, Sorong Selatan, dan Kota Sorong kepada khalayak luas.

"Film ini kami rancang untuk menggambarkan keunikan budaya, hasil alam, dan kearifan lokal di enam kabupaten/kota Papua Barat Daya, dan ditayangkan secara nasional. Ini upaya strategis kami untuk mendongkrak sektor budaya dan pariwisata di provinsi baru," ujar Oktasari.

Sineas Ari Sihasale juga turut menjelaskan bahwa film Helena merupakan adaptasi dari novel 'Helena: Bunga Demokrasi Papua Barat' yang berkisah tentang seorang perempuan Papua yang kuat dan mencintai tanah kelahirannya. Lokasi pengambilan gambar akan dilakukan di beberapa titik strategis seperti Raja Ampat dan Tambrauw.

"Papua identik dengan kekuatan laki-laki, namun lewat Helena kami ingin mengangkat sosok perempuan yang menjadi simbol kekuatan dan harapan. Ini bukan sekadar film, tapi bagian dari misi budaya. Kami ingin bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan untuk memperkenalkan sisi positif Papua Barat Daya, termasuk warisan seperti kain Timor yang digunakan sebagai mas kawin di Maybrat," tutupnya.

Simak juga Video 'Mendagri Sebut Wapres Gibran Tak Akan Menetap di Papua':

(akd/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |