Densus 88 Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Jadikan Pelaku Kasus di LN Inspirasi

3 hours ago 1

Jakarta -

Densus 88 Antiteror mengungkap pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, terinspirasi tindakan ekstrem di luar negeri. Nama-nama pelaku penembakan di Kanada hingga Selandia Baru ditulis di senjata mainan yang dibawa pelaku ledakan SMAN 72.

"Simbol-simbol tersebut bukan merupakan relasi komunitas atau relasi entitas atau ABH tidak berafiliasi dengan paham-paham atau tokoh-tokoh yang dicantumkan karena itu sekadar menginspirasi," ujar PPID Densus 88 Anti Teror Polri ⁠AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam jumpa pers, Selasa (11/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayndra mengatakan pelaku sudah melakukan pencarian sejak awal 2025. Pelaku juga disebut memiliki motivasi dendam akibat perlakuan yang diterimanya.

"Di sini dia mencoba mencari bagaimana orang-orang itu meninggal dunia atau mengalami kecelakaan kekerasan secara keji maupun berbagai tingkatannya di situ yang menginspirasi yang bersangkutan," tuturnya.

Pelaku juga terinspirasi dari pelaku-pelaku penembakan di luar negeri. Bahkan siswa ABH ini menuliskan nama-nama pelaku penembakan di luar negeri pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi.

"Di sini ada hal yang memprihatinkan ada beberapa yang menjadi inspirasi terkait figur, kita sebutkan ada 6 yg tercatat," terangnya.

Densus 88 kemudian menyebutkan 6 nama pelaku penembakan yang tulis siswa ABH pada senjata mainan yang dibawa saat beraksi. Tiga nama yang ditulis di mainan pelaku yakni Alexandre Bissonnete, pelaku penembakan di Quebec City pada 29 Januari 2017. Kemudian ada Luca Traini pelaku penembakan enam migran asal Afrika di Kota Macerata pada Februari 2018. Lalu Brenton Harrison Tarrant, pelaku penembakan massal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

Tiga kasus lainnya disebutkan Densus 88 menjadi inspirasi siswa ABH, yakni Eric Harris and Dylan Klebold pelaku penembakan di SMA Columbine. Lalu ada Dylann Roof, pelaku penembakan di salah satu gereja di Amerika Serikat.

"Yang bersangkutan hanya mempelajari kemudian mengikuti beberapa tindakan ekstremisme yang dilakukan bahkan posenya kemudian beberapa simbol-simbol yang ditemukan itu sekadar menginspirasi. Artinya kenapa banyak ideologi di sini, akan tetapi tak ada ideologi yang konsisten dia ikuti menunjukkan ini hanya sekadar inspirasi," jelasnya.

(idn/imk)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |