Defisit Dagang AS-RI US$19 M Bakal Ditutup Impor Migas-Jet Boeing

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan, komitmen Indonesia untuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan Indonesia yang senilai US$ 18-19 miliar sepenuhnya akan ditutup dari impor komoditas agrikultur dan energi.

Sebagaimana diketahui, defisit neraca perdagangan antara AS dengan Indonesia pada 2024 mencapai US$ 18 miliar, membuat Presiden AS Donald Trump geram hingga mengenakan tarif dagang yang tinggi terhadap Indonesia sebesar 32%.

"Sudah ketutup sama energi dan agrikultur dari US$ 19 miliar itu, sudah ketutup 100%," tegas Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Susiwijono mengatakan, untuk porsi impor barang-barang alat utama sistem Alat Utama Sistem Senjata atau Alutsista, seperti jet tempur buatan Boeing masih sebatas penawaran dalam forum negosiasi tarif dagang dengan pemerintah AS.

"Itu kan kita hanya menawarkan, kita juga ada hal lain loh, tapi dari dua itu (agrikultur dan energi) sudah menutup gap dari trade defisit. Sudah ketutup dari dua itu," ungkap Susiwijono.

Dengan penawaran impor komoditas energi dan agrikultur saja, pemerintah AS menurut Susiwijono sudah menyambut positif tawaran pemerintah Indonesia selama forum negosiasi tarif sepekan lalu. Terbukti dari komitmen pemerintah AS yang bersedia merincikan poin-poin negosiasi selama 60 hari ke depan.

"Oh mereka sangat positif karena kita keluar dengan angka dan proposal paling kongkrit, sangat-sangat positif. Sangat bagus," tegasnya.

Komitmen untuk menyeimbangkan neraca perdagangan itu pun menurut Susiwijono tidak akan sampai membuat neraca ekspor impor Indonesia dengan AS malah berbalik menjadi defisit.

"Mereka kan temanya fair and balance trade. Di situ kita pegang dulu, setelah itu selain kita offering, kita request juga top 20 produk ekspor kita, untuk kurangi tarifnya (32%)," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah mengungkapkan sejumlah barang impor dari Amerika Serikat yang akan makin banyak diserap oleh Indonesia, untuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia.

"Jadi ya, beberapa komoditas serta produk manufaktur yang dapat kita gunakan untuk persempit atau kurangi atau bahkan hilangkan surplus ini," kata Sri Mulyani dalam program First On CNBC, dikutip Senin (28/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan, produk pertama yang akan menjadi target supaya neraca perdagangan antara AS dan Indonesia kembali surplus ialah produk agrikultur, seperti gandum, kedelai, jagung.

"Saya yakin bahwa di sini, di Amerika Serikat, produk pertanian memainkan peran penting dalam banyak konstituen di Amerika Serikat, yang menghasilkan gandum, kedelai, jagung," tegasnya.

"Ini semua adalah produk makanan atau produk pertanian yang juga dikonsumsi di Indonesia secara signifikan dan kami mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga banyak negara lain," tegasnya.

Produk kedua, ialah minyak dan gas bumi, khususnya gas cair atau yang dikenal dengan istilah LNG ataupun LPG. Menurutnya, komoditas itu sangat penting bagi Indonesia, karena Indonesia bukanlah negara yang menjadi produsen migas.

Ketiga, ia mengungkapkan bahwa produk yang akan dioptimalisasi impornya ialah yang berasal dari perusahaan penerbangan AS, Boeing. Namun, ia tak mendetailkan produk apa saja yang akan ditambah impornya dari Boeing.

"Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas ini dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya," tuturnya.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Umumkan Pembuatan Jet Tempur, 'Durian Runtuh' Bagi Boeing

Next Article Pertamina Kuasai 232 Km2 Wilayah Kerja Migas RI, Segini Produksinya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |