Chairul Tanjung Soroti Fenomena Ramai Warga Borong Emas

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena makin maraknya masyarakat yang membeli emas menjadi pertanda takutnya dunia terhadap potensi melemahnya ekonomi. Pelemahan ekonomi ini terjadi akibat perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat terhadap seluruh negara-negara mitra dagang utamanya melalui pengenaan tarif yang tinggi.

Bos CT Corp yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2014, Chairul Tanjung mengatakan, emas menjadi incaran masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia saat ini karena dianggap sebagai aset aman atau safe haven tatkala aset lain seperti dolar AS dan harga-harga komoditas yang tengah terpuruk.

"Yang naik hanya emas, karena dia sebagai pengganti currency safe haven daripada dolar yang melemah maka emas yang akan naik," kata pria yang akrab disapa CT itu dalam diskusi panel The Yudhoyono Institute, di Jakarta, dikutip Selasa (15/4/2025).

CT bilang jatuhnya harga-harga komoditas akibat pelemahan ekonomi efek perang tarif ini sudah terlihat untuk komoditas perdagangan utama dunia, seperti minyak mentah hingga timah.

"Kalau ekonomi tumbuh turun, demand pasti turun, permintaan pasti turun, kalau permintaan turun harga-harga komoditas kita baik hard commodity maupun soft commodity itu juga akan turun," ungkap CT.

"Dan hari ini sudah terlihat dampaknya. Belum perang dagangnya, harga minyak sudah turun harga timah paling parah turunnya sampai 17%, tegasnya.

Apesnya, menurut CT, ekonomi Indonesia sangat tergantung dengan harga-harga komoditas. Maka, ketika pelemahan harga komoditas terjadi efeknya akan berpengaruh ke kinerja keuangan industri di tanah air, termasuk pendapatan APBN atau fiskal pemerintah.

Dengan turunnya kinerja industri di dalam negeri, maka laju investasi akan semakin seret membuat perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk pemerintah sendiri akan melakukan efisiensi secara radikal.

"Nah radical efficiency ini akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja, berpengaruh ke lay off atau pemutusan hubungan kerja yang massive, dan tentu berakibat pada turunnya daya beli," tutur CT.

Oleh sebab itu, mantan plt. menteri kehutanan serta menteri energi dan sumber daya mineral era pemerintahan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengingatkan pemerintah untuk segera merespons permasalahan ini dengan reformasi ekonomi secara cepat dan drastis.

"Kalau kita tidak cepat melakukan reform maka kita akan masuk karakter yang namanya circle down economy, ekonomi nya berputar tapi menuju ke bawah. Ini yang sangat tidak kita harapkan," tegasnya.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Chairul Tanjung Optimistis RI Bisa Bertahan Lawan Tarif Trump

Next Article CT Berbagi Resep Kaya ke Komunitas Muslim Kamboja

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |