Astana -
Menara Bayterek berdiri gagah di kota Astana, Kazakhstan. Di puncak menara ini, telapak tangan Presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, menjadi primadona bagi pelancong dalam mengabadikan momen.
Menara Bayterek berada di jantung kota Astana, tepatnya di Jalan Raya Nurzhol. Bangunan ini memiliki tinggi 105 meter. Pertama kali dibangun di tahun 1996 dan selesai enam tahun berselang pada tahun 2002.
detikcom mengunjungi Menara Bayterek pada Selasa (16/7/2025) bersama puluhan jurnalis lainnya dari berbagai negara. Kunjungan ini bagian dari rangkaian acara VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions yang digelar di Astana, Kazakhstan, 16-19 September 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Menara Bayterek, Astana, Kazakhstan. (Yogi Ernes/detikcom) Foto: Foto: Menara Bayterek, Astana, Kazakhstan. (Yogi Ernes/detikcom)
Bangunan menara didominasi warna putih. Di bagian atas menara terdapat sebuah telur raksasa berwarna emas. Saat memasuki lantas dasar menara, rombongan disambut pemandu yang akan menjelaskan sejarah Menara Bayterek.
Rombongan diantar ke bagian atas, tepatnya di ruang observasi. Dari ruangan ini, lanskap kota Astana terlihat jelas. Tinggi ruang observasi ini mencapai 97 meter. Ketinggian itu terinspirasi dari tahun 1997 di mana Astana pertama kali dijadikan ibu kota Kazakhstan.
Ruang observasi ini terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, kita bisa melihat seluruh sudut kota Astana. Naik satu lantai menggunakan anak tangga, pengunjung akan berada di ruangan yang menjadi primadona bagi tiap orang yang hadir di Menara Bayterek.
Ruangan puncak ini memuat prasasti telapak tangan Presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, yang berada di tengah ruangan. Prasasti tersebut termuat di benda paramida berwarna perak dengan cetakan tangan Nursultan Nazarbayev yang berwarna emas.
Pemandu menjelaskan cetakan tangan itu sebagai momen untuk mengenang saat Nursultan Nazarbayev memulai pembangunan pertama Menara Bayterek. Prasasti tangan emas Nazarbayev tersebut menjadi sasaran foto tiap pengunjung yang hadir di lokasi.
Rangkaian kunjungan di Astana dilanjutkan ke Museum Nasional Kazakhstan. Museum ini dibangun di tahun 2014 dan kini menjadi museum terbesar di Asia Tengah. Museum tersebut memuat sejarah bangsa Kazakhstan dari zaman prasejarah hingga era saat ini.
Museum Nasional Kazakhstan. (Yogi Ernes/detikcom) Foto: Museum Nasional Kazakhstan. (Yogi Ernes/detikcom)
Museum Nasional Kazakhstan memiliki luas bangunan 14 ribu meter persegi yang terdiri dari 11 aula. Belasan aula ini memuat perjalanan panjang bangsa Kazakhstan mulai dari Aula Astana, Aula Kazakhstan Merdeka, Aula Emas, Aula Sejarah Kuno dan Abad Pertengahan, Aula Sejarah, Aula Etnografi hingga Aula Seni Modern Kazakhstan.
VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions
Congress of Leaders of World and Traditional Religions merupakan inisiasi pemerintah Kazakhstan dalam menjaga perdamaian dan kerukunan umat agama. Kongres ini pertama kali digelar di tahun 2003.
Acara itu lalu rutin dilaksanakan tiap tiga tahun sekali di ibu kota Kazakhstan, Astana. Di gelaran kedelapannya tahun ini, Congress of Leaders of World and Traditional Religions mengusung tema Dialogue of Religions: Synergy for the Future.
Acara puncak VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions akan dihelat pada Rabu (17/9) di Palace of Independence, Astana.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dijadwalkan hadir langsung di lokasi. Selain itu Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayeb serta perwakilan Vatikan, Cardinal George Jacob Koovakad, Prefect of the Dicastery, juga akan hadir dalam sesi pleno hari ini.
(ygs/azh)