Jakarta -
Aksi Kakek Subari (75) menaruh ular sanca berukuran besar di atas trotoar sebagai penghalang bagi pemotor yang nekat melintas diapresiasi masyarakat. Subari mengaku aksinya ini sudah dilakukan sejak lama.
Subari, saat ditemui detikcom di kediamannya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (18/10/2025), menjelaskan sejak dulu sudah sering membawa dan meletakkan ularnya di trotoar. Selain untuk mencegah pemotor, dia sekaligus menjemur ularnya.
"Iya sering (di taruh di trotoar). Kadang-kadang kalau lagi nggak macet, dijemur. Kalau lagi macet, dipalangin lama gitu," ujar Subari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kakek Subari dan ularnya di Jaktim. (Fadil/detikcom)
Pria asal Madura ini mengaku sudah bersama ular kesayangannya itu selama 13 tahun. Ular yang dia beri nama 'Petir' itu mulai tinggal bersamanya sejak usia 8 bulan.
Subari mengaku memelihara ular karena hobi. Hobi itu kemudian menimbulkan rasa sayang Subari kepada Petir. Bahkan saking sayangnya, dia memperlakukan Petir layaknya anak.
"Saya dibilang pawang, bukan. Cuma saya itu hobi. Ular itu harus kita perhatiin. Pegangnya harus pelan-pelan. Kayak pegang-pegang anak, jadi dah itu, jadi dia tenang," ucap Subari.
Meski sebegitu dekatnya dia dengan Petir, dirinya tetap merasakan gigitan hingga lilitan ular jenis sanca itu. Si Petir, katanya, agresif ketika sedang lapar.
"Sering digigit, tapi nggak apa-apa. Ya paling berdarah gitu-gitu. Dililit, masuk tangannya kelilitan ular, pernah," tutur Subari.
Dia menjelaskan si Petir harus dikasih makan dua ekor ayam dengan jadwal seminggu dua kali. Dari pemberian makan yang teratur ini, si Petir tumbuh dewasa dengan bobot 40 kilogram karena memiliki panjang hingga 4 meter.
(zap/zap)