Polisi masih mendalami kasus ledakan di SMAN 72, Jakarta Utara. Polisi melakukan pemeriksaan terhadap ayah pelaku hingga puluhan korban siswa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan ayah dari anak berkonflik dengan hukum (ABH) sudah diperiksa Selasa kemarin.
"Sudah, 2 hari lalu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi belum merinci hasil dari pemeriksaan terhadap ayah ABH. Dia juga belum menjelaskan hal apa saja yang ditanyakan kepada ayah ABH.
"Mohon waktu ya," ujar Budi.
Densus 88 Antiteror Polri mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta kerap beraktivitas di internet. Juru Bicara Densus 88 Antiteror, AKBP Mayndra Eka Wardhana menemukan riwayat pelaku yang kerap mengunjungi komunitas daring yang menampilkan konten kekerasan ekstrem di situs gelap atau dark web.
Komdigi Blokir Situs yang Diakses Pelaku
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah berkoordinasi dengan pihak Polri mengenai akses digital pelaku kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Komdigi menyatakan telah memblokir sejumlah situs hingga konten di media sosial (medsos) yang diakses pelaku.
"Setelah berkoordinasi dan menerima data dari Polri, Komdigi langsung bertindak cepat dengan memblokir sejumlah situs yang mengandung unsur kekerasan dan bahan peledak yang diketahui diakses oleh terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
Alexander mengatakan pemblokiran dilakukan terhadap situs-situs yang sudah dipastikan memuat unsur kekerasan. Begitu pula dengan konten-konten di medsos yang telah diminta Komdigi kepada pihak platform untuk di-take down.
"Pemblokiran dilakukan setelah proses verifikasi untuk memastikan situs-situs tersebut benar-benar mengandung unsur kekerasan. Selain situs, ditemukan juga bahwa pelaku sempat mengakses beberapa akun dan kanal di platform media sosial serta aplikasi pesan instan yang memuat konten serupa. Komdigi telah berkoordinasi dengan pihak platform terkait untuk segera melakukan take down terhadap akun-akun tersebut," ujar dia.
46 Korban Siswa Diperiksa
Budi menjelaskan saat ini penyidik masih melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Total ada 46 saksi dari siswa yang diperiksa.
"Hari ini yang diminta keterangan adalah saksi anak (siswa sekolah) 46 orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.
Dia juga mengatakan pihak Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik) masih melakukan proses pengambilan barang bukti dari tubuh sejumlah korban.
"Lanjutan sita BB dari tubuh korban di RSIJ. BB yang nempel di tubuh para korban, serpihan seperti paku dan sebagainya yang sudah dikumpulkan pihak rumah sakit," imbuhnya.
20 Korban Masih Dirawat
Kombes Budi menjelaskan per pukul 13.00 WIB, terdapat 20 korban yang masih menjalani perawatan, baik di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS YARSI, dan RS Polri Kramat Jati.
"Data korban per hari ini, Kamis, 13 November 2025 jam 13.00 WIB, sejumlah 20 pasien," kata Kombes Budi.
Berikut ini rincian data 20 korban yang masih dirawat di tiap-tiap rumah sakit:
- RS Islam Jakarta korban dirawat 13 orang
- RS YARSI korban dirawat 6 orang
- RS Polri dirawat 1 orang
Budi juga menerangkan penyidik telah memeriksa ayah pelaku pada Selasa kemarin. Budi belum merinci hasil dari pemeriksaan terhadap ayah ABH.
"Mohon waktu ya," ujar Budi.
Pramono Sebut Tak Ada Bullying
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebut tak ada aksi bullying dalam insiden ledakan di SMAN 72. Pramono menilai siswa pelaku ledakan kurang mendapat pendampingan dari orang sekitar.
"Teman-teman atau anak-anak kita yang dari SMA 72 semuanya menyampaikan bahwa tidak ada bullying," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/11/2025).
Pramono mengatakan kedua orang tua pelaku sudah berpisah. Dia menduga pelaku terpengaruh media sosial.
"Kalau melihat dari tujuh bom yang dipersiapkan, cara dia membawa, kemudian pakaiannya kayak Rambo dan sebagainya, ya mungkin ini pengaruh dari YouTube, media sosial," lanjut Pramono.
Pramono telah meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menangani kasus ini secara menyeluruh, termasuk memberikan pendampingan psikologis kepada ABH dan siswa lainnya.
(idn/idn)


















































