Zulhas: Zaman Pak Harto Dulu Kita di Atas China, Indonesia Macan Asia

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pangan dan sekaligus Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan atau Zulhas, mengenang masa kejayaan Indonesia di era pemerintahan Presiden Soeharto. Menurutnya, pada masa itu Indonesia sempat berada di atas Tiongkok dan menjadi negara yang disegani di Asia.

"Zaman Pak Harto kita bisa membangun. Saya tahun 1980-1985, 1990 kita bangga, disebut Macan Asia. Saya tahun 1984 dagang sama Tiongkok, bolak-balik Tiongkok tahun 1984, 1985 sampai 2000 kita masih di atas. Saya berani katakan kita masih di atas Tiongkok," kata Zulhas pada Hari Ritel Nasional, Selasa (11/11/2025).

Ia menuturkan, pada era tersebut Indonesia sudah memiliki berbagai industri strategis yang bahkan mendahului beberapa negara besar Asia seperti China dan Korea Selatan.

"Tahun itu Indonesia bisa IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) pesawat terbang, kita udah punya petrokimia, KS kita lebih dulu dari Tiongkok dan Korsel, kita punya PAL, pabrik pupuk, ada satelit Palapa B2," ujarnya.

Zulhas juga mengisahkan pengalamannya saat berbisnis dengan China di era 1980-an, di mana kondisi ekonomi Indonesia saat itu jauh lebih maju dibandingkan Negeri Tirai Bambu.

"Saya masih dagang, bisnis. Kalau bapak pergi ke Beijing, Guangzhou, Shenzhen, orang seragam biru, sepedaan. Kalau kita datang dia senang karena kita bawa angpau. Indonesia disebut macan Asia, negara kuat waktu itu," kenangnya.

Menko Pangan Zulhas di Hari Ritel Nasional. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)Foto: Menko Pangan Zulhas di Hari Ritel Nasional. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Menko Pangan Zulhas di Hari Ritel Nasional. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Namun, setelah reformasi pada akhir 1990-an, Indonesia justru mengalami kemunduran, sementara China tumbuh dengan pesat.

"Setelah reformasi era 90-an, Tiongkok cepat sekali. Kita masuk resesi, diajarin Barat, semua dibebaskan, ini nggak boleh, itu nggak boleh," katanya.

Ia menyesalkan bahwa banyak warisan pembangunan era Orde Baru tidak lagi berlanjut, termasuk sektor pangan dan industri dasar.

"Saya Menko Pangan, yang tersisa semua hasil Pak Harto. Nggak ada pabrik pupuk baru, sekarang 40-50 tahun usianya. Pak Prabowo baru mau bangun, nggak ada lagi. Irigasi nggak ada, baru sekarang dibangun lagi, itu peninggalan Pak Harto. Bulog habis, gudang-gudangnya dijual, jadi mal, supermarket. Sekarang mau bangun gudang Bulog lagi, sekarang baru lagi," tutur Zulhas.

Ia juga menyoroti kerugian perusahaan pelat merah dan lemahnya hilirisasi industri di Indonesia. Melalui Danantara, Zulhas berharap Indonesia bisa kembali memperkuat fondasi industrinya seperti di masa lalu, sekaligus mengembalikan semangat kemandirian ekonomi yang pernah membuat Indonesia disegani di kancah Asia.

"Krakatau Steel ruginya dua tahun bisa bikin pabrik satu, Garuda bapak lihat. Karena itu negara masih kuat maka lahirlah Danantara. Danantara akan bangun hilirisasi. Dulu ada KS, petrokimia, sekarang nggak ada. Ada Whoosh ribut lagi, hilirisasi nikel, hilirisasi tembaga, hilirisasi sawit. Itu Danantara agar negara ini kuat," pungkasnya.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Gerak Cepat, Zulhas Lapor ke Prabowo Koperasi Merah Putih Hampir Beres

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |