Tersengat Sentimen Ini, Saham BUMI Melesat 32%

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pertambangan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami kenaikan yang tajam pada perdagangan Selasa (11/11/2025). Lonjakan harga saham ini terjadi setelah BUMI dikabarkan resmi mengakuisisi 100% saham Wolfram Limited (WFL).

BUMI tercatat mengalami kenaikan harga saham sebesar 32% atau 48 poin ke level Rp 198 per saham pada hari ini, dibandingkan hari sebelumnya yakni di level Rp 150 per saham.

Saat pembukaan pasar hari ini, harga saham BUMI bergerak di level Rp 151 per saham. Kemudian, harga saham BUMI sempat melesat ke level Rp 202 per saham atau menyentuh auto reject atas (ARA) sebelum akhirnya ditutup di level Rp 198 per saham.

Bila dirinci, nilai transaksi saham BUMI pada perdagangan hari ini tercatat sebesar Rp 5,29 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 286,01 juta lembar saham. Saham BUMI juga ditransaksikan sebanyak 357.560 kali pada hari ini.

Menanggapi hal itu, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memandang penguatan harga saham BUMI yang sempat ARA ke level Rp 202 per saham didorong oleh beberapa faktor.

Di antaranya adalah status BUMI yang menjadi konstituen indeks utama, seperti LQ45, IDX80, BISNIS27 dan Kompas100 periode 3 November 2025 - 31 Jan 2025. Hal ini mampu mendorong inflow seiring adanya realokasi oleh institusi yang bertolak ukur (benchmarking) dengan indeks utama.

Selain itu, akuisisi saham WFL sebesar 100% oleh BUMI juga memicu kenaikan harga saham emiten tersebut. Sebab, aksi korporasi ini menjadi bentuk diversifikasi BUMI ke sektor tambang emas.

"Kami memperkirakan dengan teknikal analisis, penguatan saham BUMI masih berpeluang dalam jangka pendek menuju resistance 232-236 dengan indikator MACD terjadi golden cross dan spike dari volume transaksi," ujar dia saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Selasa (11/11/2025).

Sebagai pengingat, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 7 November 2025 lalu, BUMI telah melakukan transaksi pembelian 400.670 saham yang mewakili 0,32% saham di WFL dengan nilai transaksi sebesar Rp 2.205.207.230 atau setara dengan AUD 200.335. Pembelian saham ini merupakan lanjutan atas rangkaian transaksi untuk mengakuisisi 100% saham WFL.

Audi melanjutkan, harga batu bara global cenderung bergerak stabil dalam rentang level US$ 100-US$ 114 per ton seiring dengan Tiongkok yang memberikan sinyal untuk tetap bergantung pada batubara setidaknya hingga 2030. Terlebih lagi, pasokan listrik dari sumber lain belum terpenuhi dan terjadi peningkatan dari kebutuhan data center.

Dihubungi terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi menilai, kenaikan harga saham BUMI kemungkinan disebabkan oleh informasi akuisisi tambang emas WFL yang dianggap bisa menjadi diversifikasi pendapatan baru bagi BUMI di luar segmen batu bara. Para pelaku pasar juga memberikan respons positif terhadap aksi korporasi yang dilakukan BUMI, karena adanya potensi sinergi dan ekspansi ke sektor mineral.

Dia melanjutkan, terdapat beberapa sentimen utama yang dapat mempengaruhi pergerakan saham BUMI pada masa mendatang. Di antaranya adalah ekspektasi atas upaya diversifikasi bisnis, rebound harga batu bara global, hingga spekulasi akumulasi yang dilakukan investor besar. Meski begitu, investor tetap perlu mewaspadai risiko profit taking dalam jangka pendek.

"Proyeksi harga jangka pendek bisa ke Rp 230-240 per saham asal volume transaksi terjaga," jelas dia, Selasa (11/11/2025).

Sedangkan dari sisi fundamental, prospek BUMI juga masih menjanjikan dalam jangka pendek dan menengah. Hal ini didukung oleh permintaan batu bara dari India dan Tiongkok yang tinggi, meski harga di pasar global cenderung moderat. Di sisi lain, BUMI turut diuntungkan berkat biaya produksi yang rendah dan integrasi bisnis solid.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Melesat 8,2%, Segini Target Saham Bumi Resources (BUMI)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |