Jakarta -
Seorang penjaga keamanan lingkungan atau hansip tewas usai ditembak saat mencoba menggagalkan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah Cakung, Jakarta Timur (Jaktim). Salah satu rekan korban, Bima, menceritakan detik-detik menggagalkan curanmor bersama korban.
Bima mengatakan awalnya, pukul 03.00 WIB, dia beristirahat setelah meronda keliling kampung di pos. Saat dirinya istirahat, korban memberitahu adanya pergerakan pelaku curanmor dari CCTV.
"Tiba-tiba itu si korban ini bilang ke saya 'Bang Bima, kayaknya ada maling di depan' Nah, tanpa sadar itu saya langsung naik ke motor, ikut sama korban. Nah, pas di tengah jalanan, ini saya bilang, Bang Ruin, naik belakang," ujar Bima kepada wartawan di Cakung, Jaktim, Minggu (9/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima, Ruin, dan korban pun berboncengan menggunakan satu motor. Karena berkecepatan tinggi mengejar pelaku, Ruin terjatuh. Dia dan korban pun menuju lokasi dan berduel dengan pelaku.
"Nah, saya menuju lokasi TKP itu berdua. Nah, si korban ini langsung nabrak pelaku. Nah, setelah kita sempat duel, saya duel yang satu, si korban duel yang satu. Nah, setelah itu, pas denger suara letusan, itu saya reflek. Saya langsung melompat, kabur," jelasnya.
Usai kabur, Bima pun berteriak meminta tolong usai tembakan diletuskan pelaku. Ia meminta pertolongan Ketua RT setempat usai korban terkena tembakan.
"Saya sempat minta tolong sama Bang Ruin. Cuman, saya udah langsung menuju ke rumah RT, minta bantuan. Pas RT nyampe, ternyata korban itu udah meninggal," jelasnya.
Saksi lainnya, Ruin mengatakan awalnya memantau CCTV ada pelaku yang mencurigakan. Singkatnya, pelaku itu pun dikejar oleh ketiganya.
"Sampai terjadilah, sampai bentrok lah akhirnya itu. Nih, adik saya (Bima) ini yang sempat duel lah, ini sama Almarhum. Sampai akhirnya ada orang itu menggunakan senjata api," jelasnya.
Dia mendengar suara letusan tembakan sebanyak dua kali. Ruin menemukan korban dalam kondisi tergeletak dan korban juga sempat meminta tolong hingga akhirnya meregang nyawa.
"Ada suara letusan dua kali. Sampai di situ saya lihat korban ini masih ada, bisa bicara sama saya. Sempat saya angkat, saya dudukin, nggak taunya ini darah keluar, saya rebahkan lagi. Setelah itu saya sempat mencari dia. Setelah dia ada, baru saya cari bantuan sama warga-warga setempat. Akhirnya Almarhum udah nggak ketolong lagi," jelasnya.
"Dia (korban) juga sempat minta tolong, ya saya tolong. Cuman dia bicara 'Bapak tolong saya, Bapak tolong saya' tiga kali seperti itu. Ya udah, seterusnya dia cuman minta tolong 'Tolong, tolong, tolong'. Nah akhirnya saya keluar nyari bantuan, saya nyari RT ke 8. Saya balik lagi ke tempat, dia udah nggak ada," tutupnya.
(dwr/dwr)


















































