RI Bakal Jadi Terapkan DMO Emas? Ini Kata ESDM

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini masih mengevaluasi kemungkinan penerapan Domestic Market Obligation (DMO) untuk komoditas emas.

Hal ini menyusul maraknya aktivitas ekspor emas oleh sejumlah perusahaan tambang, sementara di sisi lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) harus kembali mengimpor dalam jumlah besar guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus mengalami peningkatan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan bahwa rencana penerapan DMO emas masih dalam pembahasan, sehingga sejauh ini belum ada keputusan terkait hal tersebut.

"Belum, belum. Belum ada update," ungkap Tri saat ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Selasa (11/11/2025).

Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa pihaknya sejatinya mendukung upaya untuk menjaga keberlangsungan pasokan emas di dalam negeri. Namun, pemerintah juga perlu mempertimbangkan ketika nantinya tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) mulai beroperasi kembali, sehingga bisa memasok untuk operasional pabrik emas Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur.

Seperti diketahui, smelter Freeport merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia. Sejatinya, PTFI saat ini memiliki dua smelter tembaga yang akan mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksikan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, serta menghasilkan 50 ton emas dan 220 ton perak per tahun.

Namun kini, tambang Freeport di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, masih berhenti sejak terjadinya insiden longsoran lumpur material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025 lalu. Akibatnya, pasokan untuk bahan baku pabrik emas pun terhenti.

Bila tambang Freeport kembali beroperasi dan bisa memasok bahan baku untuk pabrik emas batangannya, maka nantinya Antam akan kembali mendapatkan pasokan emas dari pabrik Freeport tersebut.

"Prinsipnya kita oke. Tapi nanti kalau Freeport nanti sudah main, apakah kita mesti ganti regulasinya," kata Tri.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengaku masih harus melakukan impor emas dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mengingat, dari total kebutuhan puluhan ton, produksi perusahaan hanya mencapai 1 ton per tahun.

Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan, keputusan impor diambil lantaran pasokan emas domestik belum mencukupi. Terlebih, penambang dalam negeri tidak memiliki kewajiban untuk menjual emasnya kepada Antam.

"Maka Antam masuk ke opsi ketiga Pak. Jadi buyback, kemudian local sourcing, kemudian yang ketiga adalah membeli sourcing emas dari luar negeri. Impor emas Pak judulnya," kata Achmad dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025).

Ia lantas membeberkan impor emas yang dilakukan Antam berasal dari perusahaan dan lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA). Baik itu bullion bank, refinery, maupun trader.

"Jadi kita tidak asal Pak mengimpor dari selalu perusahaan-perusahaan terafiliasi. Ada tiga Pak, bullion bank, refinery, maupun trader," katanya.

Selain itu, Achmad menargetkan agar merek Logam Mulia yang beredar saat ini menjadi ikon emas nasional. Pasalnya, produk emas Antam tersebut telah menguasai sekitar 78% pangsa pasar emas ritel di Indonesia.

Dia pun menekankan pentingnya menjaga agar emas yang ditambang, dimurnikan, dan dicetak di dalam negeri menjadi kebanggaan nasional, sekaligus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

"Tujuan utamanya adalah bagaimana merek logam mulia yang notabene adalah logam merek negara ini bisa kita mantapkan sebagai merek kebanggaan Indonesia. Yang emasnya dari Indonesia, diolah di Indonesia, dibuat jadi kepingan-kepingan di Indonesia dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Salah satu upaya Antam menekan impor emas ini yakni melalui pembelian emas dari pabrik emas batangan Freeport di Gresik ini.

PT Aneka Tambang Tbk pada November 2024 lalu resmi menandatangani perjanjian jual beli emas sebanyak 30 ton emas batangan dengan PT Freeport Indonesia. Pasokan emas batangan ini berasal dari pabrik emas PMR PTFI di Gresik, Jawa Timur.

Langkah ini diperkirakan akan menghemat devisa negara hingga ratusan triliun rupiah. Adapun kontrak jual beli emas Freeport dengan Antam ini berlangsung selama lima tahun senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.

Dia sempat menyebut, perusahaan diperkirakan akan menyerap emas batangan dengan kadar kemurnian 99,99% dari pabrik emas PTFI ini sebanyak 9 ton hingga akhir 2025.

"Jadi mereka sudah mulai menghasilkan di bulan April. Sampai akhir tahun itu perkiraan mungkin ada sekitar maksimum 9 ton. Jadi ada kontrak kita sampai 25 ton bahkan 30 ton itu bisa kita ambil," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Punya Pabrik Pengolah 40 Ton Emas di Pulo Gadung, Ini Pemiliknya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |