Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan potensi penerimaan zakat di Indonesia mencapai Rp 327 triliun, namun realisasinya kemungkinan hanya Rp 41 triliun. Padahal, jika potensi zakat semuanya terealisasi, uang sejumlah itu mampu mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia.
"Saudara-saudara sekalian, tadi dilaporkan (Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad) bahwa potensi kita masih banyak sangat besar yaitu Rp 327 Triliun, penerimaan tahun ini Rp 41 Triliun. Dalam perhitungan kita, kita dapat menghilangkan kemiskinan absolut hanya dengan sekitar Rp 30 triliun," kata Prabowo, saat memberikan sambutan di Istana Negara, Kamis (27/3/2025).
Prabowo menyebut peran Baznas sangat penting, khususnya dalam penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
"Dengan berzakat kita akan memperdalam rasa syukur dan terimakasih kita kepada Allah atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Dengan berzakat kita dapat berbagi dengan sesama, kita dapat menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan juga menghindarkan hidup dari sifat kikir," kata Prabowo.
Realisasi zakat di Indonesia
Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait penerimaan zakat. Menurutnya, tiap tahun penerimaan pajak terus meningkat sekitar 30%-40%.
"Baznas setiap tahun itu rata-rata naik 30%-40% se-Indonesia, bahkan di Papua kemarin kami mendapatkan laporan ada satu daerah yang naiknya 60%," katanya.
Ia juga merinci bahwa Baznas Pusat di Jakarta berhasil mengumpulkan Rp 1,2 triliun. Angka itu meningkat dari Rp 500 miliar di tahun 2021, kemudian 2022 Rp 634 miliar, 2023 Rp 882 miliar, 2024 sudah Rp 1,2 triliun.
"Insya Allah di tahun 2025 ini kami targetkan Rp 1,35 triliun," katanya.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Produk Kosmetik Lokal Menjamur, Peluang Bisnis Makin Cuan
Next Article Terungkap Gaji Raffi Ahmad Sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo