Jakarta -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali membagikan informasi seputar potensi gempa megathrust di Indonesia. Informasi yang dibagikan tersebut memuat peta zona gempa hingga yang yang perlu diwaspadai dan perlu disiapkan.
Megathrust adalah zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain. Proses ini menimbulkan penumpukan energi yang suatu saat bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar, bahkan tsunami.
Untuk memahami lebih lanjut, mari simak penjelasan berikut ini, sebagaimana dikutip dari unggahan akun resmi Instagram BMKG (@infobmkg), dilansir Senin (10/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peta Zona Megathrust di Indonesia
Berikut ini peta zona gempa megathrust di Indonesia beserta potensi magnitudo (M):
Peta Zona Megathrust di Indonesia (Foto: Dok. BMKG)
Keterangan:
- Megathrust Aceh-Andaman: 9.2 M
- Megathrust Nias-Simeulue: 8.7 M
- Megathrust Batu: 7.8 M
- Megathrust Mentawai-Siberut: 8.9 M
- Megathrust Mentawai-Pagai: 8.9 M
- Megathrust Enggano: 8.4 M
- Megathrust Selat Sunda: 8.7 M
- Megathrust West-Central Java: 8.7 M
- Megathrust East Java: 8.7 M
- Megathrust Sumba: 8.5 M
- Megathrust North Sulawesi: 8.5 M
- Megathrust Philippine: 8.2 M
- Megathrust Papua: 8.7 M
Mengapa Megathrust Perlu Diwaspadai?
Menurut data BMKG, segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa besar pada tahun 1757. Sementara itu, segmen megathrust di Mentawai-Siberut belum aktif sejak terakhir kali gempa pada tahun 1797.
Kondisi tersebut dikenal sebagai seismic gap, yakni wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi gempa megathrust itu nyata dan harus diwaspadai.
Apakah Gempa Bumi Bisa Diprediksi?
BMKG menegaskan bahwa gempa bumi tidak bisa diprediksi. Hingga kini, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti. Selama ini, yang dilakukan BMKG adalah kegiatan riset terkait prekursor gempa bumi.
Adapun terkait pernyataan bahwa gempa megathrust "tinggal menunggu waktu" sering disalahartikan sebagai ramalan atau prediksi. Kalimat tersebut bukan berarti bahwa gempa bumi akan segera terjadi dalam waktu dekat.
Pahami Kewaspadaan Gempa Bumi
BMKG menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi. Istilah ilmiah tersebut digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi, bukan untuk menimbulkan kepanikan.
Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 2009. Bahwa BMKG bertanggung jawab atas pengamatan, pengelolaan data, pelayanan informasi, termasuk gempa bumi dan tsunami.
Apa Saja yang Bisa Disiapkan?
Lebih lanjut, BMKG membagikan beberaa hal yang bisa dipersiapkan mulai hari ini demi keselamatan di masa depan.
- Kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar.
- Pahami langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa bumi.
- Pelajari jalur dan rambu evakuasi, titik kumpul, serta dokumen rencana operasi kedaruratan.
- Bangun rumah sesuai standar atau yang tahan gempa bumi.
- Senantiasa ikuti informasi terkini dari kanal resmi BMKG.
Demikian informasi seputar potensi gempa megathrust di Indonesia. Harapannya, informasi ini dapat dipahami dengan bijak dan dijadikan sebagai materi untuk bersiap siaga. Namun, jangan diartikan sebagai informasi untuk menimbulkan kepanikan.
Simak juga Video 3 Segmen Megathrust Indonesia Ini Berpotensi Picu Gempa Besar, Kenapa?
(wia/imk)


















































