Keberadaan perahu penyeberangan atau eretan di Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan tidak tergerus zaman. Perahu eretan masih menjadi transportasi andalan pelajar di kota metropolitan ini.
Lokasi perahu eretan ada di ujung Jalan Inspeksi, Pesanggrahan, tepatnya di depan MTsN 13 Jakarta. Para penumpang terdiri atas berbagai usia dan tujuan, mulai pelajar hingga orang dewasa.
"Tapi kebanyakan anak-anak sekolah sama pedagang yang mau ke pasar kalau pagi. Kalau ngangkot harus dua kali, jalan lumayan jauh, makanya nyeberang lebih cepat," ujar pengemudi perahu eretan Hermawan atau Wawan (29) saat ditemui detikcom, Sabtu (8/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan mengatakan mayoritas penumpang lebih banyak para pelajar. Sebab lokasi kali itu tepat berada antara MTsN 13 Jakarta di Pesanggrahan dan SMPN 31 Jakarta di Peninggaran Barat. Upah jasa penyeberangan itu sebesar Rp 2.000 sekali jalan.
"Kebanyakan di sini anak sekolah. Makannya kalau dari penghasilan mah ya itu banyakan dari anak sekolah. Kalau liburan kan di sini sepi, paling satu dua yang nyebrang," ujarnya.
Waktu Operasional Subuh-Malam
Perahu di Kali Pesanggrahan (Ondang/detikcom)
"Ya bolak-balik, ada Subuh sampai malam. Kalau ada yang mau nyebrang ya hayuk," tuturnya.
Dia menetapkan waktu operasional perahu kecil itu mulai subuh hingga malam hari. Dia bahkan tinggal dan menghabiskan waktu di perahu bermaterial kayu itu.
"(Operasinya) Dari subuh sampai malem. Kalau malem aslinya aturan di sini jam delapan tutup," ujarnya.
"Cuma kadang kalau ada orang nyeberang tengah malam kalau masih melek, masih berangkat, cuma ada pertanyaan, tanya dulu mau ke mana. Kadang pedagang yang pulang malam, yang pikul cuangki atau anak muda suka ngomong 'mas, jangan tutup, nanti saya mau nyeberang'," tambah Wawan.
Sudah Jadi Moda Transportasi Air 38 Tahun
Perahu di Kali Pesanggrahan (Ondang/detikcom)
Wawan mengatakan ayahnya sudah mencari nafkah melalui perahu eret di lokasi itu sejak tahun 1987. Perahu sederhana itu merupakan akses jalan pintas bagi warga yang ingin menyeberang dari Pesanggrahan menuju Tanah Kusir.
"Adanya dari tahun 1987, dulu bapak saya sama pakde dari kampung yang mulai cek jalur air yang bisa dibikin 'getek' dapatlah di sini," ujarnya.
"Kalau ikut bapak dari kecil, kalau mulai narik dari mulai lulus sekolah tahun 2015. Tapi kalau nganggur aja, kalau kerja ya diseling, kalau ada panggilan (pekerjaan) bapak saya yang ke sini, atau ponakan," lanjutnya.
Pulang-Pergi Siswa Naik Perahu Eretan
Jasa penyeberangan eretan Kali Pesanggrahan (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
"Aku tuh setiap berangkat sekolah lewatnya muter, cuma setiap pulang lewatnya di sini, jadi bisa lima kali seminggu," katanya saat ditemui detikcom.
Jicelyn mengaku dia tidak hanya seorang diri menggunakan perahu bermaterial kayu itu. Biasannya dia menyeberang bersama teman-temannya.
"Ramean sama teman-teman, apalagi kalau pulang sekolah, rame banget sampai ngantri sampe belakang rumah gitu," ucapnya.
Menurut Jicelyn menggunakan perahu eretan lebih praktis dan tak membuang tenaga. Sebab, jika harus berjalan kaki, dirinya harus memutar jalan yang cukup jauh ke arah Pondok Betung.
"Kalau muter jalan sampe sini bisa sekitar setengah jam kali ya, karena jauh banget menurut aku. Kalau misalkan lewat sini kan tinggal ke belakang sekolah terus nyeberang getek jadi simple aja lebih dekat," tuturnya.
(amw/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu