Netanyahu Bersandar pada Trump, Gencatan Senjata Israel-Hamas Kelar?

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Melansir Reuters pada Senin (7/7/2025), keyakinan Netanyahu tersebut dilontarkan meski perundingan tidak langsung pertama antara kedua pihak di Doha, Qatar berakhir tanpa hasil.

"Saya yakin diskusi dengan Presiden Trump tentu dapat membantu memajukan hasil-hasil ini," kata Netanyahu pada Minggu (6/7/2025), sebelum bertolak ke Washington untuk pertemuan ketiganya dengan Trump.

Netanyahu menegaskan bahwa delegasi Israel yang hadir dalam perundingan di Qatar telah dibekali instruksi jelas untuk mencapai kesepakatan berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui Israel.

Namun, dua sumber Palestina mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi Israel "tidak memiliki wewenang yang cukup" untuk membuat kesepakatan, sementara Hamas juga dinilai belum memiliki "mandat nyata" dalam perundingan.

Di sisi lain, Trump optimistis kesepakatan dapat tercapai dalam waktu dekat. "Saya pikir ada kemungkinan besar kita mencapai kesepakatan dengan Hamas minggu ini," ujar Trump kepada wartawan sebelum kembali ke Washington dari New Jersey.

Trump juga memperkirakan kesepakatan tersebut dapat mencakup pembebasan "cukup banyak sandera" yang masih ditawan di Gaza.

Saat ini, sekitar 20 dari 251 sandera yang disandera sejak serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 diyakini masih hidup. Serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui jalur diplomatik, sementara beberapa lainnya dibebaskan lewat operasi militer.

Tekanan terhadap Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza terus meningkat, terutama dari publik Israel. Sabtu malam, ribuan warga memadati alun-alun di Tel Aviv untuk mendesak tercapainya kesepakatan dan pemulangan sandera. Mereka melambaikan bendera Israel dan membawa poster wajah para sandera.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa respons militer Israel telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, memicu bencana kelaparan, pengungsian massal, dan kehancuran infrastruktur di seluruh wilayah Gaza.

Hamas menyatakan telah memberikan respons positif terhadap proposal gencatan senjata yang dimediasi AS dan Qatar. Namun, Kantor Netanyahu menilai bahwa perubahan yang diajukan Hamas "tidak dapat diterima oleh Israel." Meski begitu, delegasi Israel tetap akan kembali ke Qatar untuk melanjutkan pembicaraan.

Selain membahas soal Gaza, Netanyahu menyebut kunjungannya ke AS juga bertujuan memperkuat kerja sama strategis dalam menghadapi Iran, menyusul perang udara 12 hari bulan lalu.

"Kami akan berusaha memastikan bahwa Teheran tidak pernah memiliki senjata nuklir," ujar Netanyahu, menambahkan bahwa dinamika baru di Timur Tengah membuka peluang memperluas lingkaran perdamaian di kawasan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Hamas Bakal Bebaskan Semua Sandera ke Israel, Asal...

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |