Jakarta -
Direktur Jenderal Permasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Dirjenpas Kemenimipas) Mashudi terbang ke Nabire, Papua Tengah. Mashudi dan timnya pergi atas perintah Menteri Imipas Agus Andrianto usai insiden 19 narapidana (napi) berbondong-bondong kabur dan melukai sipir lapas.
"Pak Dirjen sudah terbang ke Nabire. Kami minta untuk mengecek langsung," kata Menteri Agus kepada detikcom pada Senin (2/5/2025).
Menteri Agus juga memerintahkan Mashudi untuk berkoordinasi demgan Kapolda Papua Tengah, serta Pangdam setempat. Koordinasi dimaksud untuk mengejar para napi yang kabur dan melakukan kekerasan pada petugas lapas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami minta Pak Dirjen berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kapolda dan Pangdam untuk mengejar warga binaan yang melarikan diri," ujar Menteri Agus.
Dilansir detikSulsel, sebanyak 19 narapidana kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah. Salah seorang napi bahkan sempat menyerang 3 petugas menggunakan parang hingga luka-luka.
Insiden itu terjadi saat jam besuk di Lapas Kelas IIB Nabire tadi pagi sekitar pukul 10.30 WIT. Kejadian ini bermula saat dua napi berpura-pura meminta izin kepada petugas jaga.
"Dua narapidana awalnya berpura-pura meminta izin menuju ruang registrasi," kata Kepala Lapas Nabire, Edi Saputra dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).
Saat petugas membuka pintu, napi tersebut lantas menyerang petugas menggunakan parang. Petugas pun tidak mampu menghalau serangan ketika rombongan napi lain memanfaatkan kekacauan.
"Saat pintu dibuka oleh petugas, mereka langsung menyerang dan membuka jalan bagi 17 napi lainnya untuk melarikan diri," tuturnya.
Edi menuturkan serangan pelaku melukai 3 petugas Lapas Nabire. Dua di antaranya mengalami luka serius di tangan akibat sabetan parang, sedangkan satu lainnya luka ringan.
"Lapas masih menyelidiki asal-usul senjata tajam yang digunakan oleh para napi dalam pelarian tersebut. Kami belum tahu pasti dari mana asal parang itu. Diduga disembunyikan di balik pakaian saat jam kunjungan," jelas Edi.
Edi turut menduga aksi pelarian ini kemungkinan besar sudah direncanakan sebelumnya oleh para napi. Modusnya adalah menyamar dan menyusup saat jam kunjungan berlangsung.
"Kemungkinan besar ini memang sudah direncanakan. Mereka memanfaatkan celah pada saat dua napi izin ke ruang registrasi. Saat pintu dibuka, sekelompok napi langsung menyerbu dari belakang," paparnya.
Tonton juga "Menteri Imipas: Sulit Cegah WNI Kerja Judol di Kamboja, Di Sana Legal" di sini:
(aud/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini