Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam waktu kurang dari 48 jam, dua jet tempur Inggris mencegat pesawat militer Rusia yang terbang dekat wilayah udara aliansi Atlantik Utara. Aksi tersebut menjadi sinyal kuat komitmen Inggris dan NATO dalam menjaga keamanan kawasan Baltik yang semakin strategis dan sensitif.
Insiden ini terjadi setelah enam pesawat Typhoon milik Royal Air Force (RAF) Inggris dan hampir 200 personel militer ditempatkan di pangkalan udara Malbork, Polandia timur, sejak akhir Maret. Mereka menjalankan rotasi dalam misi Enhanced Air Policing NATO, bersama anggota terbaru aliansi tersebut, Swedia.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris, sebagaimana dikutip Newsweek, Senin (21/4/2025), dua pesawat tempur Typhoon RAF melakukan intersepsi terhadap sebuah "pesawat tak dikenal" yang lepas dari wilayah eksklave Rusia di Kaliningrad, terbang dekat perbatasan udara NATO pada Kamis sebelumnya.
Jet-jet tempur tersebut diberangkatkan dari pangkalan udara Malbork yang hanya berjarak pendek dari Kaliningrad.
Dua hari sebelum intersepsi itu, dua jet Typhoon lainnya juga diberangkatkan dari Malbork untuk mencegat pesawat intelijen Rusia jenis Ilyushin Il-20M yang sedang melintasi wilayah Laut Baltik.
Insiden-insiden ini merupakan intersepsi pertama yang dilakukan oleh pesawat Inggris dalam rotasi di Polandia yang dikenal dengan kode operasi "Operation Chessman", menurut pihak Inggris.
Adapun peningkatan patroli udara NATO di kawasan timur Eropa bukanlah hal baru. Sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014, NATO meluncurkan misi Enhanced Air Policing untuk mencegah potensi serangan ke anggota-anggotanya.
Kawasan yang termasuk dalam pengawasan ini mencakup negara-negara Baltik serta bagian timur Eropa secara umum.
Kaliningrad-wilayah Rusia yang terletak di antara Polandia dan Lithuania-telah lama menjadi titik panas karena letaknya yang strategis di pesisir Laut Baltik, wilayah yang kini secara de facto telah menjadi "danau NATO" setelah Finlandia dan Swedia resmi bergabung dengan aliansi.
Laut Baltik sendiri menjadi perhatian utama NATO karena sejumlah kejadian misterius sejak akhir 2023, termasuk kerusakan terhadap sedikitnya 11 kabel bawah laut yang diduga terkait dengan aktivitas intelijen dan sabotase. Untuk menghadapi potensi ancaman tersebut, NATO terus memperkuat kehadiran angkatan lautnya di kawasan itu.
Jenderal Jürgen-Joachim von Sandrart, mantan kepala NATO Multinational Corps Northeast yang berbasis di Polandia barat laut, pernah menegaskan kepada Newsweek bahwa Rusia memandang wilayah Laut Baltik sebagai "prioritas yang sangat signifikan."
Intersepsi ini juga menjadi momen bersejarah bagi Swedia, yang untuk pertama kalinya ikut serta dalam misi patroli udara luar negeri NATO sejak resmi bergabung tahun lalu. Swedia dan Finlandia mengakhiri kebijakan netralitas selama puluhan tahun menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada awal 2022-langkah yang menuai kecaman keras dari Moskow.
Sementara itu, Inggris sendiri telah memiliki rekam jejak panjang dalam misi udara NATO. Sebelumnya, RAF melakukan misi serupa di Rumania pada April 2024, disusul penugasan di Islandia pada Agustus tahun lalu sebagai bagian dari misi penjagaan udara NATO di wilayah utara (High North) yang kini menjadi titik ketegangan antara NATO, Rusia, dan juga China.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rudal Rusia Hantam Jemaat Gereja Ukraina, 34 Tewas
Next Article Rudal AS-Inggris Serbu Rusia, Putin Serang Balik dengan ICBM