Jakarta, CNBC Indonesia- Gempa M4,1 mengguncang Kota Bogor pada hari Kamis (10/4/2025) malam, pukul 22:16:13 WIB. Gempa tidak menimbulkan jatuhnya korban jiwa namun warga panik karena ada suara gemuruh atau dentuman keras.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, episenter gempa tektonik itu terletak pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Tenggara Kota Bogor, Jawa Barat, pada kedalaman 5 km.
Kepala BBMKG Wilayah II TangerangHartanto menyebutkan, berdasarkan laporan masyarakat dan peta tingkat guncangan BMKG, gempa dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Menurut analisis mekanisme sumber gempa BMKG, pemicu gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip).
Gempa juga disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman. BMKG menyatakan ini hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Secara historis, Bogor relatif aman dari gempa. Selama ratusan tahun, wilayah ini jarang dihantam gempa besar yang menghancurkan dan menimbulkan korban jiwa.
Berdasarkan Katalog Gempa bumi Signifikan dan Merusak 1821-2017 yang diterbitkan BMKG, Bogor jarang diterpa gempa besar di atas 7 Magnitudo (M). Jika ditarik hingga sekarang 1821-2025 atau 204 tahun, Bogor hanya dua kali dihantam gempa berkekuatan lebih dari 7M.
Salah satu gempa terbesar yang pernah dirasakan di Bogor adalah pada Oktober 1834 saat Indonesia masih berada di bawah Hindia Belanda.
Beberapa bangunan rusak parah termasuk paleis Buitenzorg atau Istana Bogor.
Pusat gempa sangat dangkal yakni 12 Km dan berpusat di Bogor pada pukul 06.30 WIB.
(mae/mae)