Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 36,53 poin atau menguat 0,42% pada akhir perdagangan sesi pertama, Rabu (10/12/2025). Indeks bertengger di level 8.693,71.
Sebanyak 266 saham naik, 402 turun, dan 132 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga jeda makan siang tercatat ramai atau mencapai Rp 19,21 triliun, melibatkan 42,57 miliar saham dalam 2,13 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar pun terkerek naik menjadi Rp 16.002 triliun atau sedikit lagi mencapai US$ 1 triliun.
Meski transaksi tercatat jumbo, mayoritas terjadi di pasar reguler dengan saham Bumi Resources (BUMI) tercatat menjadi yang paling aktif. Nilai transaksi BUMI tercatat Rp 5,2 triliun atau lebih dari seperempat nilai transaksi bursa hari ini. Saham BUMI juga tercatat paling aktif ditransaksikan baik secara frekuensi maupun volume perdagangan.
Saham DEWA dan BRPT juga ditransaksikan masing-masing lebih dari Rp 1 triliun, dengan delapan saham lainnya ditransaksikan masing-masing lebih dari 3 miliar. Tercatat 11 saham dengan nilai transaksi terbesar secara kumulatif mencapai lebih dari Rp 10 triliun.
Mayoritas sektor perdagangan berada di zona merah, dengan pelemahan terbesar dicatatkan oleh sektor properti, industri dan finansial. Sementara itu sektor dengan kenaikan terbesar dicatatkan oleh sektor teknologi, konsumer non primer dan barang baku.
Sejumlah saham yang tercatat sebagai penopang gerak IHSG hari ini termasuk BRPT, BUMI, MORA, TLKM dan BRMS.
Saham BRPT hari ini naik 7,14%, saham BUMI melesat 21,32%, saham MORA lompat 19,83%, saham TLKM menguat 1,40% dan saham BRMS terapresiasi 3,12%.
Pelaku pasar keuangan hari ini mencermati sejumlah sentimen. Sentimen terbesar datang dari rapat The Fed, sementara dari dalam negeri ada sejumlah faktor menarik, mulai dari data penjualan ritel hingga penawaran saham PT Super Bank Indonesia.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia kembali menguat pada November 2025. Bank Indonesia mencatat IKK berada di level 124, naik 2,8 poin dibandingkan Oktober dan tetap berada pada zona optimis yakni di atas batas 100.
Meski begitu, posisi IKK kali ini masih lebih rendah dibandingkan November tahun lalu yang sempat menyentuh 125,9.
Kenaikan optimisme konsumen terlihat merata di sebagian besar kelompok pengeluaran. Kelompok dengan belanja Rp 2,1 juta hingga Rp 3 juta justru menjadi penyumbang kenaikan paling besar, dari sebelumnya 110,9 menjadi 117,6.
Data yang dinanti agar melengkapi prospek perbaikan ekonomi China ada laju inflasi periode November. Data ini akan rilis pada hari ini Rabu (10/12/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.
Laju inflasi diperkirakan bisa naik 0,9% yoy, dibandingkan bulan sebelumnya inflasi 0,2% yoy. Jika laju inflasi bisa naik sesuai ekspektasi, ini akan menandai pemulihan terkuat sejak Februari 2023 yang mencatat laju inflasi 1% yoy.
Perlu diketahui, China itu baru mencatat inflasi lagi pada Oktober sebesar 0,2% yoy, setelah dua bulan mengalami deflasi.
Beralih ke negeri Paman Sam, rapat terakhir Federal Reserve (The Fed) di tahun ini resmi dimulai pada Selasa pagi, 9 Desember 2025.
Bank sentral Amerika Serikat itu dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu sore pukul 14.00 waktu New York atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pelaku pasar umumnya memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang akan menjadi pemangkasan ketiga sepanjang tahun. Data CME Group menunjukkan probabilitas sekitar 90% bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi pada pertemuan kali ini.
Diketahui, pasar Asia-Pasifik mayoritas juga menguat pada pembukaan perdagangan hari, Rabu (10/12/2025), kala investor menunggu data inflasi dari China pada hari itu dan keputusan suku bunga dari Federal Reserve.
Indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka naik 0,2%. Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 0,82%, sementara Topix naik 0,65%. Indeks Kospi Korea Selatan terapresiasi 0,22%, sementara indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil turun 0,19%.
Kemudian, indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 25.399, atau sedikit lebih rendah dari penutupan terakhirnya di 25.434,23.
Semalam di AS, S&P 500 ditutup relatif tidak berubah. Indeks pasar secara luas diperdagangkan stagnan, hanya turun 0,09% hingga ditutup pada 6.840,51, sementara Nasdaq Composite naik 0,13% ke 23.576,49. Dow Jones Industrial Average turun 179,03 poin, atau 0,38%, berakhir di level 47.560,29. Indeks 30 saham tersebut terseret penurunan oleh penurunan rating saham oleh JPMorgan karena proyeksi pengeluaran tahun 2026 yang lebih tinggi dari perkiraan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

















































