Jakarta -
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menjadi inspektur upacara pada Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat. Dalam arahannya, Fadli membacakan pidato resmi Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir bertema "Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu."
Upacara yang dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan, pelajar, perwakilan generasi muda dari berbagai daerah, keluarga pejuang Sumpah Pemuda, dan tokoh masyarakat ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali semangat persatuan yang diwariskan para pemuda sejak tahun 1928. Kehadiran mereka menjadi bentuk penghormatan terhadap para pemuda pendahulu yang telah menyalakan api persatuan bangsa hampir satu abad silam.
Dalam pidato yang dibacakan, Erick mengingatkan semangat Sumpah Pemuda harus terus menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kita berdiri di bawah langit merah putih yang sama dengan para pemuda 1928. Mereka tidak banyak bicara, mereka berani, mereka bersumpah, dan menepatinya dengan darah dan nyawa," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).
Pidato tersebut juga menegaskan perjuangan pemuda masa kini adalah perjuangan untuk menguasai ilmu pengetahuan, memperkuat kejujuran, dan menjaga integritas sebagai kekuatan utama bangsa.
"Kita hidup di zaman yang berat, dunia bergerak cepat. Namun kita tidak boleh takut, karena di setiap kampung dan kota masih ada anak muda Indonesia yang jujur, tangguh, dan berani. Mereka adalah kekuatan bangsa ini," lanjutnya.
Adapun tema "Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu" menggambarkan semangat kolaborasi lintas generasi untuk menjaga keutuhan bangsa sekaligus memperkuat komitmen membangun Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera.
Sementara itu, Fadli menegaskan Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang relevan sepanjang masa, karena menjadi fondasi utama persatuan bangsa.
"Selamat Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2025. Hari ini kita memperingati momentum bersatunya para pemuda dari seluruh Indonesia untuk satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa," ucapnya.
Fadli menjelaskan Sumpah Pemuda lahir dari semangat kebersamaan dan kesadaran nasional yang kuat, meski para penggagasnya berasal dari latar belakang berbeda.
"Mereka sadar bahwa hanya dengan bersatu, kita bisa melawan penjajahan. Semangat itu masih sangat relevan bagi kita hari ini," tegasnya.
Pada kesempatan ini, Fadli juga menyoroti tantangan bangsa masa kini yang lebih kompleks dibanding masa perjuangan dahulu.
"Kalau dulu kita menghadapi kolonialisme, sekarang tantangannya adalah bagaimana memajukan bangsa setelah merdeka-melawan kemiskinan, kebodohan, stunting, dan membangun kemandirian pangan dan energi. Di bidang kebudayaan, tantangan kita adalah memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia, sesuai amanat konstitusi," jelasnya.
Fadli juga menekankan pentingnya bahasa Indonesia sebagai perekat kebangsaan. "Kita memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, tetapi bahasa Indonesia menyatukan kita semua. Bahasa ini adalah jembatan yang merajut perbedaan menjadi kekuatan," katanya.
Di akhir sambutan, Fadli mengajak generasi muda menjaga persatuan bangsa. Ia berharap nilai-nilai perjuangan Sumpah Pemuda terus hidup di hati generasi muda, khususnya menjelang 100 tahun Sumpah Pemuda pada tahun 2028.
"Nilai-nilai persatuan, semangat juang, dan kecintaan kepada Tanah Air harus kita rawat bersama. Hanya dengan bersatu kita bisa mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat," pungkasnya.
Sebagai informasi, upacara turut dihadiri oleh jajaran Kementerian Kebudayaan di antaranya Wakil Menteri Kebudayaan, H. Giring Ganesha Djumaryo; Sekretaris Jenderal, Bambang Wibawarta; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra; Inspektur Jenderal, Fryda Lucyana; Staf Khusus Menteri Bidang Media Komunikasi Publik, Muhammad Asrian Mirza; Staf Khusus Menteri Bidang Hak Kekayaan Intelektual, B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi; serta Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno.
(akd/ega)


















































