Harga Kelapa Parut Tembus Rp 25.000, Mendag Sebut Biang Keroknya

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Budi Santoso buka suara soal keluhan masyarakat terkait harga kelapa parut yang makin mahal setelah Lebaran 2025. Budi mengatakan penyebab harga kelapa bulat yang mengalami kenaikan cukup tinggi disebabkan karena ekspor kelapa lebih tinggi dari kebutuhan di dalam negeri.

Menurutnya ini menyebabkan pasokan di dalam negeri pun makin terbatas dan alhasil menyebabkan harganya meroket.

"Naiknya harga kelapa terjadi karena tingkat ekspornya lebih tinggi dari kebutuhan dalam negeri, sehingga karena semua ekspor akhirnya jadi langka dalam negeri," kata Budi ketika ditemui wartawan di Kantor Kemendag, Kamis (17/4/2025).

Budi menambahkan pihaknya akan mempertemukan pelaku industri kelapa dengan eksportir kelapa. Hal ini dilakukan untuk merumuskan kesepakatan antara keduanya agar tidak ada yang dirugikan.

Bahkan, Kemendag juga akan mempertemukan pengusaha dan eksportir dengan para petani.

"Kami sudah menemukan ya antara industri dan eksportirnya. Biar nanti ada kesempatan yang lebih baik. Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan tidak mau. Jadi nanti kita cari kesepakatan yang lebih baik," ujar Budi.

Sebelumnya berdasarkan pemantauan di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, harga kelapa parut melonjak hingga Rp 25.000 per butir. Padahal menjelang Lebaran 2025, harga kelapa parut masih dihargai Rp 17.000 per butir.

Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Harga kelapa bulat/parut ukuran kecil kini mencapai Rp20.000 per butir, sementara yang lebih besar dibanderol Rp25.000 per butir. Padahal, harga normal sebelumnya berkisar antara Rp12.000 hingga Rp15.000 saja per butirnya.

"Harga kelapa sekarang ada yang Rp20.000 ada yang Rp25.000 per butir. Yang kecil Rp20.000, yang agak besar Rp25.000," ungkap Roni, salah satu pedagang kelapa di Pasar Rumput.

Roni menyebutkan, pasokan kelapa dari pemasok berkurang drastis, membuat para pedagang harus berebut barang.

"Barangnya dikit dari sananya. Saya biasa kalau barang datang itu dapat banyak, sekarang sedikit-sedikit. Kita nya jadi perebutan sama buat yang dikirim ke China," ujarnya.

Senada dengan Roni, Dedi, pedagang lainnya yang juga mengeluhkan mahalnya harga kelapa bulat/parut sekarang ini. Bahkan, katanya, bukan cuma kelapa bulat/parut saja yang mahal, harga santan instan juga terkerek naik.

"Santan Kara juga sekarang mahal. Biasanya satu pack yang segitiga harganya Rp3.000, sekarang udah Rp5.500-Rp6.000," ujar Dedi.

Ia menilai kelangkaan pasokan yang terjadi saat ini disebabkan oleh maraknya ekspor kelapa ke China. "Barangnya dikit, harga beli modalnya jadi mahal. Katanya di sana udah mahal, perebutan juga," katanya.

Hal senada juga disampaikan Mukhlis, pedagang kelapa lainnya. Ia dengan tegas meminta perhatian dari pemerintah.

"Gimana sih ini pemerintah? Kelapa itu penting buat ibu-ibu yang masak atau pedagang. Mereka pada ngeluh ke saya, saya ngeluh ke siapa? Pemerintah harus bertindak, masa mau harga di dalam negeri mahal, sedangkan pengusaha enak-enakan jual kelapa ke China," ujarnya geram.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Respons China ke Trump: Tidak Takut Provokasi Amerika Serikat

Next Article Mendag Bawa Wamendag dan Seluruh Pejabat Kemendag ke DPR, Ada Apa?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |