Eks Ketua KY Usul Hakim Tak Ngantor Rutin: Mending Baca Buku-Ikut Seminar

7 hours ago 2

Jakarta -

Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki mengusulkan para hakim tak perlu berkantor setiap hari. Hakim hanya perlu datang ke pengadilan jika memang ada jadwal sidang.

Hal itu diusulkan Suparman dalam rapat Panja reformasi Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (4/12/2025). Suparman menyebut lebih baik hakim mengisi waktu kosongnya untuk mempelajari putusan atau membaca buku.

"Apa perlu hakim berkantor setiap hari? Kalau dia sudah pejabat negara, menurut saya tidak relevan lagi dia berkantor setiap hari. Lebih baik waktunya digunakan untuk membaca putusan dengan cermat di rumah, membaca buku, ikut seminar, ikut training, riset," kata Suparman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suparman menyebut banyak hakim yang sebenarnya tak ada jadwal sidang, namun tetap berada di kantor pengadilan. Dirinya pun mengusulkan hakim hanya perlu datang ketika ada jadwal sidang.

"Karena dia menghabiskan waktu di ruang sidang, di kantor pengadilan, padahal tidak bersidang," sebutnya.

Selain itu, dirinya menyinggung ruang persidangan yang masih kurang. Sehingga banyak persidangan yang mundur dari jadwal karena tak tersedianya ruang sidang.

"Ruang sidang di satu pengadilan itu ada yang maksimal ada 3, ada 4 kalau agak besar, rata-rata 2. Ini yang menyebabkan delay-nya sidang. Delay sidang itu salah satu, 'oh ruang kan masih dipakai', teknis banget," ucapnya.

Lebih lanjut, Suparman juga mengusulkan agar hakim ditegaskan menjadi pejabat negara seutuhnya. Sehingga hakim tak perlu mengurus administrasi sebagai ASN.

"Tidak seperti yang sekarang di dalam undang-undang ASN masih muncul dia disebut sebagai pejabat negara yang menyelenggarakan persidangan," ungkapnya.

Usulan itu disampaikan untuk mencegah adanya intervensi dari pimpinan pengadilan terhadap para hakim. Karena menurut Suparman, kebanyakan intervensi kepada para hakim dilakukan oleh pimpinan pengadilan itu sendiri.

"Hakim-Hakim yang tidak tahan itu ngomong, cerita, 'Saya bagaimana Pak, kalau saya tidak taati, tidak ikuti itu pertaruhannya karir saya'," sebutnya.

(ial/eva)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |