Jakarta -
Anggota Komisi IV DPR RI Rahmat Saleh menyinggung jumlah korban di bencana Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat yang terus meningkat. Rahmat Saleh mengungkit kisah menteri yang tak bisa mengatasi bencana.
Legislator PKS ini mulanya berbicara soal perkebunan sawit di Sumatera yang merajalela. Ia menyinggung hasil produksi sawit yang faktanya tak menjangkau kesejahteraan masyarakat di 3 provinsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka itu sudah menikmati hasil puluhan tahun, menuai hasil sawit yang berada di kawasan hutan. Sekarang hampir 2,3 juta penduduk merasakan dampak banjir, mereka enak-enak tidur di Singapura sana. Kita tahu perusahaannya," kata Rahmat Saleh di dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2025).
"Mereka tinggal di luar negeri, tapi uangnya mereka keruk, kemudian sekarang masyarakat menikmati banjir. Oleh karena itu, jangan sampai mereka melihat kita menderita kemudian tak dihukum," sambungnya.
Ia kemudian menyertakan data bencana di utara Pulau Sumatera yang menelan lebih dari 700 jiwa. Rahmat Saleh menilai bencana ini bukan main-main.
"Bapak Menteri yang kami hormati, satu nyawa bagi kita itu sangat berharga. Sekarang hampir 765 meninggal per kemarin, 650 belum kita temukan. Ini bencana besar, bukan main-main," ucapnya.
Ia lantas menyoroti dua menteri di Kabinet Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, mengundurkan diri imbas bencana banjir. Rahmat Saleh mengatakan dua menteri itu mundur lantaran tak bisa mengatasi bencana di sana.
"Oleh karena itu, saya pernah membaca ya, tanggal kemarin itu tanggal 18 November itu kabinetnya Pak Ferdinand Marcos di Filipina. Mereka itu banjir penyebabnya, tapi gentlemen dua menterinya mengundurkan diri karena merasa, menganggap, tidak mampu mengatasi itu," kata Rahmat Saleh.
Ia mengatakan mengundurkan diri bukan hal yang salah, tetapi mulia. Rahmat menyampaikan hal ini dalam Rapat Kerja yang dihadiri Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
"Jadi bukan sesuatu yang salah juga, kalau menteri yang tidak sanggup mengatasi ini mundur juga. Itu adalah tugas yang mulia menurut saya," imbuhnya.
(dwr/gbr)


















































