China-Eropa Melawan! Bisa Pakai Komoditas Ini Demi Bikin AS Merana

1 week ago 7
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - China dan Uni Eropa (UE) memiliki 'senjata rahasia' dalam melawan tarif Amerika Serikat (AS). Hal ini dapat dilakukan dengan mengutilisasi komoditas unggulan AS yakni kacang kedelai.

Mengutip Al Jazeera, Kamis (10/4/2025), negara-negara UE menyetujui serangkaian pungutan balasan terhadap AS pada hari Rabu sebagai tanggapan atas tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap mitra dagang Amerika. Balas dendam ini terjadi saat China juga membalas tarif Trump minggu ini. 

Tindakan UE dan China disebut telah membidik impor pertanian Amerika, yang utama di antaranya adalah kacang kedelai. Diketahui, komoditas ini merupakan landasan industri pertanian AS dan merupakan salah satu penghasil pendapatan pertanian terbesar di Amerika.

Pentingnya Kacang Kedelai Bagi Trump

Kacang kedelai menyumbang sekitar 0,6% dari PDB AS dengan nilai mencapai US$ 124 miliar (2.089 triliun). Menurut data Sensus Pertanian Departemen Pertanian, AS memiliki lebih dari 500.000 produsen kacang kedelai.

Meskipun permintaan lokal untuk kedelai di AS meningkat, ekspor menjadi dasar keberhasilan panen tersebut. AS saat ini merupakan eksportir kacang kedelai terbesar kedua di dunia, menjual lebih dari setengah hasil panennya ke sekitar 80 negara.

Pembeli terbesarnya adalah China, yang mengimpor kedelai AS senilai US$ 15 miliar (Rp 252 triliun). Posisi ini diikuti oleh UE, dan khususnya Jerman, Spanyol, dan Belanda, yang membeli minyak biji-bijian senilai sekitar US$ 2 miliar (Rp 33 triliun).

Namun, baik China maupun UE kini menjadi pusat perlawanan global terhadap tarif Trump. Keduanya masuk dalam daftar "pelanggar terburuk" negara-negara yang terkena rentetan kenaikan tarif yang diumumkan Trump pekan lalu. Daftar tersebut mencakup negara-negara yang menurut Washington mengenakan pajak tidak adil terhadap barang-barang AS di negara mereka.

Balasan China-UE ke Trump

Kedua entitas tersebut tampaknya menargetkan kedelai AS, yang merupakan titik lemah Washington, mengingat pentingnya pasar mereka bagi petani Amerika. UE sebelumnya berjanji untuk menargetkan barang-barang AS senilai hingga 26 miliar euro (Rp 480 triliun) dalam tarif pembalasan. Draf daftar lengkap telah bocor sebelumnya tetapi belum dirilis secara resmi.

Pada Rabu, blok tersebut memberikan suara untuk mengenakan biaya tambahan hingga 25% pada daftar barang yang menjadi sasaran. Serangkaian tarif pertama akan diberlakukan mulai tanggal 15 April. Meskipun tarif tersebut diharapkan akan diberlakukan secara bertahap, salah satu produk dalam daftar UE adalah kedelai.

Sementara itu, ekspor kedelai AS ke China, pasar terbesarnya, juga menghadapi pukulan. Beijing sebelumnya telah menargetkan produk makanan AS, dengan mengenakan bea masuk sebesar 15% pada komoditas seperti ayam, gandum, dan jagung, sementara mengenakan pungutan sebesar 10% pada kacang kedelai, daging, dan ekspor pertanian lainnya.

Pada Sabtu, China mengenakan tarif tambahan sebesar 34% untuk semua barang AS, sehingga tarif tambahan untuk kedelai, khususnya, menjadi 44%. Beijing telah mengumumkan bahwa kenaikan tarif sebesar 50% lebih lanjut untuk semua barang AS akan berlaku pada hari Kamis. Itu berarti kedelai Amerika sekarang akan menghadapi tarif sebesar 84% di China.

Para ahli mengatakan China mampu mengambil risiko dengan kedelai karena semakin beralih ke Brasil untuk impor kedelainya sejak 2017 ketika perang dagang pertama dimulai selama pemerintahan pertama Trump.

Ekspor kedelai AS ke China telah menurun sejak saat itu, sementara Brasil kini menguasai lebih dari setengah pangsa pasar. Pada tahun 2024, Brasil mengekspor kedelai senilai US$ 36,6 miliar (Rp 616 triliun) ke China sementara AS mengekspor kedelai senilai US$ 12,1 miliar (Rp 203 triliun).

Jeritan Petani Kedelai AS

Petani kedelai Amerika telah mendesak Trump untuk menghapus tarif pada China, UE, dan pasar utama lainnya seperti Meksiko. Sebagian besar menekankan pentingnya China bagi petani AS.

"China membeli 52% dari ekspor (kacang kedelai) kami pada tahun 2024," kepala ekonom Asosiasi Kedelai Amerika, Scott Gerlt, mengatakan kepada kantor berita AFP.

"Mengingat besarnya pembeliannya, China tidak dapat dengan mudah digantikan," tambahnya.

Beberapa petani mengatakan banyak yang tidak akan dapat bertahan terlalu lama jika pertikaian dagang berlanjut, karena hasil panen mereka akan menjadi terlalu mahal untuk bersaing di pasar global.

"Jika perang dagang ini berlangsung hingga musim gugur, Anda akan melihat petani gulung tikar," tutur petani kedelai David Walton kepada ,.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Balas Trump, Kanada Hajar Bea Impor Produk AS 25%

Next Article Perang Dagang AS-China: Trump Sudah Kalah di 'Singapura Amerika Latin'

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |