Bahlil Pamer Capaian Produksi Minyak di Hadapan Anggota DPR

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya menggenjot kenaikan produksi minyak nasional. Hal ini dilakukan guna mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hingga Oktober 2025, produksi minyak nasional telah mencapai 605,8 ribu barel per hari (bph).

"Kami laporkan dalam APBN kita untuk produksi minyak kita 2025 sebesar 605 ribu barel per hari sampai Oktober mencapai 605,8 ribu barel per day," kata Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Bahlil lantas menjelaskan bahwa untuk meningkatkan produksi minyak dan menahan penurunan produksi alamiah dari sumur-sumur tua dibutuhkan kerja keras, akselerasi pengelolaan, dan optimalisasi.

"Ini butuh kerja keras dan kerja tim. Kami mohon dukungan Komisi XII karena sumur-sumur kita semakin tua dan dibutuhkan akselerasi termasuk sweetener dan ekspansi mempertahankan produksi sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.

Sebelumnya, Bahlil membeberkan strategi untuk mengejar target produksi siap jual (lifting) minyak yang dipatok sebesar 605.000 barel per hari (bph) pada tahun ini.

Setidaknya terdapat tiga strategi yang digunakan pemerintah dalam menggenjot lifting minyak. Pertama metode peningkatan produksi minyak melalui Enhanced Oil Recovery (EOR) pada sumur eksisting.

"Yang pertama sumur-sumur yang ada sekarang, kita harus intervensi dengan teknologi. Dengan EOR, salah satu diantara teknologi yang menjadi pilihan," kata Bahlil, Kamis (9/10/2025).

Kemudian strategi selanjutnya adalah mempercepat produksi dari lapangan-lapangan migas yang sudah mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD). Setidaknya terdapat 300 an lebih lapangan yang sudah dalam proses persetujuan POD.

Bahlil mencontohkan salah satu proyek migas seperti Blok Masela yang sudah puluhan tahun mangkrak, padahal pemerintah sudah memberikan persetujuan POD. Ia lantas mengancam akan memutus kontrak dengan Inpex selaku operator Blok Masela apabila tidak segera memulai produksi.

"Saya kasih surat peringatan. Kalau ente nggak mau, saya cabut izinnya, peringatan pertama. Begitu surat cinta keluar, langsung tender FEED-nya. Dan target produksi kita itu di 2028-2029. Artinya memang, mengelola energi kita nggak bisa dengan hanya wajah yang disukai semua orang," katanya.

Kemudian strategi berikutnya adalah peningkatan produksi melalui pemanfaatan sumur-sumur yang selama ini tidak aktif (idle wells) serta sumur-sumur tua yang masih memiliki potensi.

"Bapak-Ibu semua, total sumur kita di luar sumur masyarakat, di luar sumur masyarakat, total sumur kita itu kurang lebih sekitar 40 ribu sumur. 39, hampir 40 ribu sumur," kata Bahlil.

Menurut Bahlil dari hampir 40 ribu sumur tersebut yang sudah berproduksi kurang lebih sekitar 16.700 sampai dengan 17.000 sumur. Adapun, sumur-sumur tersebut sebagian besar merupakan sumur-sumur yang sudah tua.

"Dan sumur-sumur ini sebagian besar menjadi sumur-sumur yang usianya lebih tua daripada saya. Itu di saat jaman Belanda. Bahkan sebelum Indonesia Merdeka usia sumur ini. Di sisi yang lain ada sumur-sumur yang idle. Ada kurang lebih sekitar 14.000 yang sudah terverifikasi, kurang lebih sekitar 7.000 sampai 8.000 sumur," katanya.


(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak RI Bakal Nambah 30.000 Barel, Diresmikan Prabowo!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |