Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengungkapkan alasan ada warga negara Indonesia (WNI) yang tak mau dipulangkan ke RI setelah kabur dari 'perusahaan' penipuan online di Kota Chrey Thum, Kamboja. Sugiono mengatakan mereka hendak mencari pekerjaan di tempat lain.
"Seperti saya katakan kemarin ya, kita berusaha untuk melindungi, memulangkannya. Tapi kan dari beberapa informasi yang saya dapat, ada juga yang tidak mau pulang. Tidak mau pulang dengan harapan untuk bisa bekerja di tempat lain," kata Sugiono kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Sugiono menyerahkan hak kepada tiap WNI terkait rencana pemulangan ke RI. Meski begitu, ia memastikan pemerintah akan memfasilitasi pemulangan bagi para WNI tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi itu kita kembalikan kepada individu masing-masing. Tetapi yang pasti pemerintah hadir untuk menyelesaikan," ujar Sekjen Partai Gerindra itu.
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Phnom Penh sebelumnya mencatat WNI yang diamankan seusai peristiwa tersebut kini 110 orang. Sebanyak 67 orang akan dipulangkan.
Adapun KBRI awalnya menerima data bahwa ada 97 orang yang diamankan. Terbaru kini ada 110 WNI.
"Sejak 17 Oktober 2025, KBRI Phnom Penh terus berkoordinasi dengan Kepolisian Kamboja dan pihak terkait setelah menerima laporan kericuhan yang melibatkan WNI di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal," tulis KBRI Phnom Penh melalui akun Instagramnya, Rabu (22/10).
KBRI menjelaskan bahwa 110 WNI itu diamankan di Detensi Imigrasi setempat. Mereka didata untuk dipulangkan.
"Dari hasil penelusuran, sebanyak 110 WNI diamankan dari lokasi dan kini berada di Detensi Imigrasi Preak Pnov, Phnom Penh, untuk proses pendataan dan pemulangan," katanya.
KBRI terus memastikan perlindungan terhadap seluruh WNI. Rencananya, 67 orang akan dipulangkan ke Indonesia.
"KBRI Phnom Penh terus memastikan pelindungan terhadap seluruh WNI, dengan 67 orang dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 22-24 Oktober 2025," ujarnya.
(fca/rfs)