Badung -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung tengah mengakselerasi pembangunan infrastruktur jalan baru untuk mengurai kemacetan parah di kawasan pariwisata Kuta Selatan dan Kuta Utara. Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa optimis proyek ini akan mulai terasa manfaatnya pada akhir 2026 atau paling lambat awal 2027.
"Ini semua adalah untuk mewujudkan infrastruktur untuk tahap awal yang kira-kira ini akan tampak kelihatan 2026 akhir atau paling jelas terlihat di 2027 awal. Bottleneck di tiga titik ini, Astungkara itu bisa diatasi," tegas Adi Arnawa, di Puspem Badung, Minggu (16/11/2025).
Sebelumnya, Pemkab Badung telah meneken perjanjian pinjaman daerah dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai total Rp 2,8 triliun untuk membiayai proyek pembangunan infrastruktur jalan ini. Pinjaman ini difokuskan untuk tiga ruas jalan baru di Kuta Utara dan Kuta Selatan, yang mencakup tahap awal pembebasan lahan dengan dana sekitar Rp 1,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembebasan lahan sebesar Rp 1,4 triliun lebih kepada beberapa titik, termasuk membuat Lingkar Barat di Pecatu ke depannya. Ini termasuk bagaimana kita membebaskan lahan dari Uluwatu menuju Nusa Dua," kata mantan Sekda Badung itu.
Adi menjelaskan, fokus utama Pemkab Badung saat ini adalah penanganan titik-titik kemacetan krusial di wilayah selatan. Ia menyinggung titik-titik seperti area Jalan Raya Uluwatu yang melewati kawasan depan Garuda Wisnu Kencana (GWK) bahkan sampai Simpang Nirmala Ungasan yang mesti mendapat prioritas penanganan segera.
"Tahap awal ini kami fokus kepada beberapa titik-titik destinasi pariwisata yang menjadi bottleneck kemacetan. Contoh misalnya seperti kemacetan yang ada di GWK dan Simpang Nirmala Ungasan itu kita di 2025 ini, di akhir tahun ini kita sudah melakukan pembebasan lahan," sambung dia.
Pembangunan jalan baru juga direncanakan untuk menghubungkan kawasan Kuta Utara, yang terkenal dengan padatnya area wisata seperti Canggu dan Berawa, hingga ke jalur strategis di Denpasar. Jalur ini diharapkan menjadi solusi permanen untuk kemacetan yang kerap terjadi di area tersebut.
"Termasuk juga membebaskan lahan dari Berawa, Canggu Berawa menuju Umalas, menuju Kedampal, lalu masuk ke Teuku Umar Barat," lanjutnya.
Semua upaya pembangunan infrastruktur ini merupakan bagian dari tahap awal yang ambisius untuk mewujudkan solusi kemacetan di Badung. Adi Arnawa berharap masyarakat dapat segera merasakan dampak positif dari proyek ini dalam waktu dekat.
Pemkab Badung memilih opsi pinjaman untuk menghindari lonjakan harga tanah di kawasan pariwisata yang sangat cepat
(prf/ega)

















































