Terbaru! Penyebab Alzheimer Diduga Berasal dari Radang Gusi

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti menemukan indikasi penyebab baru penyakit Alzheimer. Penyakit yang menandakan turunnya fungsi otak seperti untuk mengingat dan berfikir itu selama ini diduga hanya disebabkan kondisi penuaan otak.

Jan Potempa, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Louisville bersama dengan tim penelitiannya menemukan bakteri penyakit gusi bisa menjadi penyebab Alzheimer. Hal ini berdasarkan temuan porphyromonas gingivalis alias penyakit gusi di dalam otak pasien Alzheimer yang meninggal.

Jan dan tim penelitinya bukan menjadi yang pertama mengaitkan radang gusi sebagai pemicu Alzheimer. Stephen Dominy seorang ahli kedokteran yang fokus pada penyakit Alzheimer, parkinson, down syndrome dengan demensia, hingga penyakit gangguan neurodegeneratif lainnya, telah lebih dulu melakukan uji coba terkait itu.

Stephen Dominy melalui perusahaan rintisannya Cortexyme telah menemukan bukti infeksi pada gusi atau area mulut juga menjadi salah satu penyebab Alzheimer. Namun, ia mengakui belum menemukan bukti-bukti pendukung terhadap keterkaitan itu, meski telah menemukan arah keterkaitannya.

"Penyakit infeksius telah terlibat dalam perkembangan dan progresi penyakit Alzheimer sebelumnya, tetapi bukti kausalitasnya belum meyakinkan," kata Dominy saat itu dilansir Science Alert, Senin (9/6/2025).

Dalam percobaan terpisah dengan tikus, infeksi oral dengan patogen menyebabkan kolonisasi otak oleh bakteri, bersamaan dengan peningkatan produksi amiloid beta (Aβ), protein lengket yang umumnya dikaitkan dengan Alzheimer.

"Sekarang, untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti kuat yang menghubungkan Gram-negative pathogen, yakni P. gingivalis dan Alzheimer's pathogenesis," tegas Dominy.

Penting dicatat pula, Dominy menemukan gingipains dari Porphyromonas gingivalis di otak orang yang telah meninggal namun tidak pernah didiagnosis menderita Alzheimer. Kondisi ini memicu pertanyaan apakah penyakit gusi menyebabkan Alzheimer, atau apakah demensia menyebabkan perawatan mulut yang buruk.

"Identifikasi kami terhadap antigen gingipain di otak individu dengan AD (Alzheimer's disease) dan juga dengan patologi AD tetapi tidak ada diagnosis demensia menunjukkan bahwa infeksi otak dengan P. gingivalis bukanlah akibat dari perawatan gigi yang buruk setelah timbulnya demensia atau konsekuensi dari penyakit stadium akhir, tetapi merupakan peristiwa awal yang dapat menjelaskan patologi yang ditemukan pada individu setengah baya sebelum penurunan kognitif," sebagaimana tertulis dalam dokumen penelitian Dominy.

Lebih jauh lagi, suatu senyawa yang diformulasikan oleh perusahaan Dominy yang disebut COR388, terbukti dalam percobaan terhadap tikus dapat mengurangi jumlah bakteri pada infeksi otak P. gingivalis, sambil juga mengurangi produksi amiloid-beta dan neuroinflamasi.

Tapi, percobaan formula dari Cortexyme itu belum pernah diujicobakan terhadap manusia. Kendati begitu, komunitas penelitian AD bersikap optimistis dengan tetap hati-hati dalam mencari obat terhadap penyakit Alzheimer ataupun Demensia.

"Obat yang menargetkan protein toksik bakteri sejauh ini hanya menunjukkan manfaat pada tikus, namun tanpa adanya perawatan demensia baru dalam lebih dari 15 tahun, penting bagi kita untuk menguji sebanyak mungkin pendekatan untuk mengatasi penyakit seperti Alzheimer," komentar kepala ilmiah David Reynolds dari Alzheimer's Research dalam sebuah pernyataan .


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Preventive Care Jadi Arah Baru Bisnis Layanan Kesehatan

Next Article Ternyata Berkhasiat Jaga Jantung-Gula Darah, Ini 6 Pantangan Durian

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |