Tarif Ojol Mau Naik, Ini Pernyataan Kementerian Perhubungan

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan memberi sinyal bahwa tarif ojek online (ojol) kenaikan tarif ojol.

"Pasti tarif akan kita sesuaikan, karena memang sejak ditetapkan yang 4-5 tahun yang lalu belum ada perubahan," ujar Utomo Harmawan, Kasubdit Angkutan Tidak dalam Trayek, Direktorat Angkutan Jalan, Ditjen Perhubungan Darat, dalam acara "Sinergi Ekosistem Transportasi Digital dan Inovasi untuk Ekonomi Indonesia yang Inklusif" di Kantor Pusat Maxim, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).

Dia mengungkapkan bahwa penyesuaian tarif sudah menjadi kebutuhan mendesak karena selama 4-5 tahun terakhir tidak pernah ada revisi. Kondisi ini, menurutnya, memicu keresahan di kalangan pengemudi dan asosiasi.

"Jadi itu yang selalu bikin keresahan gitu ya di dalam para suara tuntutan driver-driver ini atau para asosiasinya," imbuhnya.

Ia mengatakan, Kemenhub tengah menyusun skema tarif baru dengan mempertimbangkan dua faktor, yakni kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) dan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Kami sepakat dan di regulasi kami ini kita sudah menyusun penyusunan tarif berdasarkan kenaikan harga UMR dan kenaikan harga BBM, itu kami sepakat," tegasnya

Namun, Utomo juga menekankan bahwa pembahasan tarif bukan satu-satunya isu. Ia mengajak seluruh aplikator ojil untuk meninjau ulang pola transportasi yang selama ini didominasi sepeda motor.

Ia menyoroti berbagai risiko keselamatan, terutama penumpukan pengendara atau penumpang pada satu titik tertentu.

Utomo meminta agar pengelola aplikasi mengambil peran lebih dalam mengatasi permasalahan keselamatan atau keruwetan lalu lintas yang disebabkan oleh naik turun penumpang transportasi online.

"Ketika aplikasi mempertemukan 100 sampai 300 penumpang di satu lokasi seperti Stasiun Dukuh Atas, lalu lintas menjadi tidak nyaman. Sementara Mak Comblang ini belum banyak berperan dalam mengatasi hal tersebut," ungkapnya

Dia menyarankan sistem yang mengatur penyebaran titik penjemputan agar tidak memicu penumpukan.

"Apakah algoritmanya tidak bisa mengarahkan penumpang berjalan 20-30 meter ke titik yang lebih longgar? Kami ingin keselamatan dan kenyamanan transportasi menjadi perhatian," ujarnya.

"Apakah ini tidak bisa di algoritma, silahkan bertemu, karena di titik ini sangat padat, Anda berjalan 20-30 meter, sehingga titik kemacetannya nggak numpuk, dan kami ingin sebenarnya dari sisi keselamatan, kenyamanan negoritas, bertransportasi," terangnya.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |