Tanggul Baswedan di Jati Padang Jebol, Ketua RW Harap Pramono Turun Tangan

5 hours ago 4
Jakarta -

Tanggul Baswedan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, jebol hingga menyebabkan air meluap ke rumah warga. Ketua RW 6 Jati Padang, Abdul Kohar, berharap Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan perhatian terhadap kondisi tersebut.

Kohar mulanya bercerita awal mula dibangunnya tanggul Baswedan. Kohar mengatakan Jakarta yang saat itu tengah dipimpin oleh Anies Baswedan, menaruh perhatian terhadap kondisi warga yang kerap mengalami banjir.

"Jadi gini, kita kan daerah kita memang terkenal banjirnya ya. Pas pada saat Gubernur Pak Anies Rasyid Baswedan, wilayah kami sampai dikunjungi tujuh kali sampai delapan kali pada saat itu. Akhirnya solusinya dibuatkan tanggul sama Pak Anies," kata Kohar kepada wartawan di lokasi, Sabtu (1/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggul itu kemudian dinamai warga sebagai tanggul Baswedan. Kohar mengaku keberadaan tanggul itu membantu warga sekitar.

"Masyarakatlah itu dan warga semua karena saking gembiranya kita beri nama tanggul Anies Rasyid Baswedan. Karena apa? Karena itu salah satu gubernur yang ada di DKI hanya Pak Anies yang turun, yang lain-lain nggak pernah menginjak wilayah kita Jati Padang, Pasar Minggu, wabilkhusus RW 06 ini," jelas Kohar.

Namun, sejak dibangun pada 2017, tanggul itu mengalami jebol pada Kamis (30/10) sore. Akibatnya, permukiman warga kawasan tersebut tergenang banjir dengan ketinggian air mencapai 40 cm.

Atas kondisi itu, Kohar berharap Pramono Anung menaruh perhatian terhadap warganya. Menurutnya, hanya Pramono yang dapat membenahi kawasan itu.

"Alhamdulillah hari ini tidak hujan. Kalau hujan ini turun, ya selesai. Masyarakat dan warga kami harus benar-benar dicarikan solusi yang terbaik, gitu, dari pihak yang bertanggung jawab yaitu terutama ya yang punya power adalah DKI-1 (Gubernur)," tuturnya.

"Kalau untuk dari tingkat RT, RW kan sampai kelurahan dan kecamatan tidak bisa memutuskan solusi yang solusi yang terbaiknya. DKI-1 harus terjun, harus turun," lanjut Kohar.

Dia mengaku tak masalah jika tanggul itu dibangun kembali oleh Pramono. Namun dia berharap Pramono dapat memberikan solusi jangka panjang, bukan hanya membuat tanggul baru.

"No problem (kalau tanggul Baswedan dibangun kembali sama Pramono). Kita nggak ada politik di sini. Ayo duduk bersama untuk DKI," ucap Kohar.

"Kalau RT RW kan kagak punya power, yang punya power adalah ya gubernur. Lurah udah turun kemarin, camat udah turun, wali kota juga udah pada turun, tapi kan lihat udah tiga hari ini tetap aja (masih banjir)," sambung dia.

Harap Normalisasi Kali atau Bangun Embung

Menurut Kohar, pembangunan tanggul kembali tidak dapat menjadi solusi jangka panjang. Dia berharap pembangunan embung di kawasan Pasar Minggu segera dilakukan.

"Perbaikan tanggul untuk sementara, untuk sementara jangka pendek. Jangka menengah, jangka panjangnya harus dicarikan solusi yang terbaik. Normalisasi kali atau buat embung atau dibuat setu," jelas dia.

Selanjutnya, Kohar mengatakan, bila pemerintah memilih normalisasi, harus ada ganti untung bagi masyarakat yang terdampak. Sebab, hal itu akan membuat masyarakat mau pindah dari lokasi itu.

"Dibebaskan 7,4 hektare semua selesai. Tapi ganti untung. Ya, kalau pemerintah sayang sama warganya, sama masyarakatnya, ganti untung," katanya.

Dia mengungkap penyebab tanggul Baswedan jebol adalah luapan air yang tidak mengalir lancar. Hal itu merupakan imbas dari penyempitan Kali Pulo di sisi utara.

(ond/amw)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |