Jakarta -
Tepat satu Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berjalan, berbagai capaian telah diraih melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan arah kebijakan Presiden Prabowo membela kalangan bawah atau masyarakat miskin dan miskin ekstrem.
"Saya pahami yang pertama bahwa bagaimana yang atas ini dijaga, yang tengah difasilitasi, dan yang bawah dibela lewat perlindungan, rehabilitasi, dan pemberdayaan sosial," kata Gus Ipul dalam keterangannya, Selasa (21/10/2025).
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber pada sebuah acara Capaian Satu Tahun Prabowo-Gibran di Jakarta, Senin (20/10) malam. Menindaklanjuti arah kebijakan ini, Ia menjelaskan Kementerian Sosial telah melakukan tiga transformasi yang saling berkaitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Sosial menindak lanjuti dengan tiga transformasi. Transformasi data, transformasi penerima manfaat, dan transformasi penanganan kemiskinan secara terpadu," ujarnya.
Dalam transformasi data, Kemensos mengawali dengan melakukan konsolidasi data, melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2025 Tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kemensos berperan dalam melakukan pemutakhiran data secara berkala.
"Bapak Presiden meminta kepada kita semua untuk melakukan konsolidasi data. Jadi kita yang pertama-tama ini yang penting adalah konsolidasi data. Karena sejak Indonesia Merdeka, Indonesia belum pernah memiliki satu data," katanya.
Data menjadi sangat penting dan strategis, mengingat dengan data yang akurat maka intervensi yang dilakukan akan tepat sasaran. Oleh karena itu, pemutakhiran data menjadi sangat krusial.
"Pemutakhiran data itu menjadi sangat penting. Di lapangan, data ini dinamis. Setiap hari ada yang lahir, setiap hari ada yang wafat, setiap hari ada yang menikah, setiap hari ada yang pindah tempat," Jelas Gus Ipul.
Kemensos bersama Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan konsolidasi.
"Saya yakin kalau dilakukan secara terus-menerus akan makin akurat data kita ini," ujar Gus Ipul.
Ia menjelaskan setelah data diperbaiki, maka selanjutnya data tersebut dijadikan dasar atau pedoman untuk menyalurkan program-program bantuan sosial.
Pada masa pemerintah Presiden Prabowo, penerima bansos tidak hanya terus diberikan bantuan, namun didorong untuk menjadi keluarga yang lebih mandiri lewat program-program pemberdayaan pemerintah.
"Selama ini heavynya pada social protection, maka pada era Pak Prabowo ini, di samping perlindungan sosial tetap diberikan, yang kedua, program pemberdayaan," ungkapnya.
Terakhir, Gus Ipul menjelaskan terkait Sekolah Rakyat gagasan Presiden Prabowo, tahun ini 166 titik Sekolah Rakyat Rintisan telah mulai beroperasi secara bertahap sejak Juli hingga September dan menampung hampir 16 ribu siswa.
"Ini yang perlu saya tegaskan terlebih dahulu, ini adalah bagian dari pengentasan kemiskinan. Maka itu Sekolah Rakyat terhubung dengan program-program Presiden yang lain," jelasnya.
Sekolah Rakyat menjadi bagian dari miniatur pengentasan kemiskinan terpadu, dimana anaknya bisa bersekolah, orangtuanya diberdayakan, rumahnya diperbaiki, keluarganya menerima bansos lengkap dan jaminan kesehatan melalui PBI-JKN, serta didorong jadi anggota Kopdes Merah-Putih.
"Saya ingin sampaikan, diharapkan nanti ketika anaknya lulus sekolah rakyat, maka keluarganya juga ikut naik kelas. Jadi tidak hanya muridnya yang lulus, tapi keluarga-keluarga dari siswa sekolah rakyat ini juga ikut naik kelas," tandasnya.
(ega/ega)