Resmi! Iran Tarik Diri dari Badan Nuklir PBB, Dunia Waspada

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menandatangani undang-undang (UU) yang menangguhkan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Keputusan dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan pengawas nuklir PBB pasca serangan Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran bulan lalu.

"Masoud Pezeshkian mengumumkan undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional," demikian dilaporkan TV pemerintah Iran pada Rabu (2/7/2025), seperti dikutip Al Jazeera.

Pengumuman tersebut muncul seminggu setelah parlemen Iran meloloskan undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA, dengan alasan serangan mendadak Israel terhadap Iran pada 13 Juni dan kemudian serangan oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.

Menurut resolusi parlemen, inspektur IAEA tidak akan diizinkan untuk mengunjungi lokasi nuklir tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Dalam pengarahan harian, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan keputusan Iran "jelas mengkhawatirkan".

"Saya pikir sekretaris jenderal sangat konsisten dalam seruannya agar Iran bekerja sama dengan IAEA, dan, sejujurnya, agar semua negara bekerja sama erat dengan IAEA dalam masalah nuklir," kata Stephane Dujarric kepada wartawan.

Menanggapi Pezeshkian yang secara resmi memberlakukan penangguhan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mendesak para penandatangan kesepakatan nuklir 2015 dari Eropa untuk memicu mekanisme "snapback" dan mengembalikan semua sanksi PBB terhadap Iran.

Snapback, yang akan berakhir pada Oktober, merupakan bagian dari perjanjian nuklir yang runtuh setelah Amerika Serikat menarik diri pada tahun 2018. Iran mulai mengurangi komitmen setahun kemudian.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan penangguhan tersebut "tidak dapat diterima" dan bahwa Tehran harus bekerja sama sepenuhnya dengan pengawas PBB tanpa penundaan lebih lanjut.

"Perlu diulangi, karena kami telah membuat langkah besar untuk ini melalui kepemimpinan Donald Trump, Iran tidak dapat dan tidak akan memiliki senjata nuklir," katanya.

Jerman mengatakan keputusan Iran mengirimkan "sinyal bencana". "Untuk solusi diplomatik, sangat penting bagi Iran untuk bekerja sama dengan IAEA," kata juru bicara kementerian luar negeri Jerman Martin Giese kepada wartawan.

IAEA, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa pihaknya "menunggu informasi resmi lebih lanjut dari Iran".


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petaka Nuklir! Serangan Israel ke Iran Picu Kontaminasi Radioaktif

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |