Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi "bakar" uang masih akan dilakukan empat raksasa teknologi untuk belanja kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) pada tahun depan. Semua perusahaan disebut akan meningkatkan belanja modal tahunannya untuk chip dan pusat data.
Empat perusahaan itu adalah Alphabet selaku induk perusahaan Google, Microsoft, pemilik Facebook yakni Meta, dan Amazon. Reuters mencatat, hanya investor Alphabet yang menerima rencana raksasa teknologi itu, sahamnya naik 6%.
Di sisi lain, saham Microsoft dan Meta dilaporkan melemah, masing-masing turun lebih dari 3% dan 11%. Sebab, kedua perusahaan menghitung biaya investasi harus ditanggung oleh internal perusahaan.
Saham Amazon melonjak 13%, karena pendapatan unit cloud AWS baik 20%. Menurut para investor, ini menunjukkan investasi besar Amazon telah membuahkan hasil dan bisa mengatasi persaingan.
Belanja modal Alphabet menjadi yang terendah dibandingkan perusahaan lainnya, yakni hanya 49% dari total kas operasional atau sebesar US$ 23,95 miliar.
Berikutnya, ada Meta sebesar 64,6% dan Microsoft mencapai 77,5%. Amazon menjadi perusahaan dengan pengeluaran tertinggi sekitar 90%.
"Investasi berkelanjutan di pusat data dan infrastruktur AI merupakan tema yang dilihat pada seluruh Big Tech musim laporan keuangan. Tidak seperti sejumlah kompetitornya, Alphabet lebih dari menutupi pengeluaran dengan arus kas dan kinerjanya sangat baik," kata analis pasar eToro, Josh Gilbert.
Para perusahaan teknologi tak memberikan informasi lebih rinci soal jumlah kontribusi AI pada pendapatan dan laba mereka.
Sementara para eksekutif perusahaan tetap ingin mengeluarkan biaya AI. Tujuannya, untuk memenuhi daya komputasi milik teknologi tersebut.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengaku tak menutup kemungkinan adanya kerugian dan depresiasi dari investasi berlebihan perusahaannya pada AI. Namun, dia juga mengingatkan Meta bisa berkembang dan akan menggunakannya seiring waktu.
Andy Jassy, bos Amazon juga memastikan investasi AI akan terus dilakukan.
"Anda akan melihat kami terus berinvestasi secara agresif karena adanya permintaan," ujarnya.
(wia)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
    
                                        
                    
	
		
			Next Article		
		
			
				Ribuan Orang Kena PHK, Bos Besar Happy Lebih Murah Bayar Robot			
			
		
	
                


















































